Monday, August 15, 2011

Proses Usaha Budidaya Bawang Merah di Brebes

Kita mungkin tidak menyadari bahwa Kita setiap hari mengkonsumsi bawang merah sebagai bumbu makanan. Bawang merah merupakan bumbu masakan utama yang terdapat pada hampir semua makanan. Namun tahukan Anda bahwa untuk menghasilkan bawang merah diperoleh dari proses usaha budidaya yang panjang melalui beberapa tahapan. Bawang merah dihasilkan dari para petani yang menanamnya dengan usaha kerja keras yang membutuhkan modal tidak sedikit, namun kadang hasilnya tidak sebanding karena harga panen murah atau karena poduktivitas yang rendah akibat serangan hama/penyakit. Berikut gambar proses usaha budidaya tanaman bawang merah supaya Anda lebih mengenalnya.












Gambar-Gambar Hama&Penyakit Tanaman

Dalam usaha budidaya tanaman tidak terlepas dari masalah adanya serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil panen. Berikut beberapa gambar hama dan penyakit yang menyerang tanaman supaya lebih mengenalinya.






















 



Thursday, August 11, 2011

Hasil-hasil Penelitian yang mengungkapkan "Kedahsyatan" khasiat Beras Merah


Menurut dr. Samuel Oetoro MS, SpGK, pakar gizi klinis dari MRCCC Siloam, beras merah mempunyai kandungan vitamin B1, B6, dan B12 yang tinggi. Sebagaimana diketahui, vitamin B merupakan kunci untuk pembentukan energi bagi tubuh manusia. "Pembentukan energi di sel, difasilitasi oleh kecukupan vitamin B. Salah satunya ada di beras merah," katanya, dalam acara Diskusi Sehat Bersahabat dengan Glukosa, Selasa, (14/6/2011) di Jakarta.

Selain itu, kata Samuel, beras merah mempunyai kandungan serat lebih tinggi dibandingkan beras putih. Manfaat dari serat tersebut di antaranya untuk mengganggu penyerapan gula dalam karbohidrat, serta mengganggu penyerapan lemak yang masuk bersama makanan sehingga akan lebih menyehatkan."Jadi memang keliatannya kasat mata kurang menarik. Tapi dia sehat karena seratnya tinggi. Sebaiknya, kalau makan jangan pilih beras putih, pulen, atau nasi ketan, yang kelihatannya putih kinclong, itu tidak sehat karena bisa membuat kadar gula darah anda naik," jelasnya.

Publikasi terbaru dari peneliti Harvard yang dimuat dalam Archives of Internal Medicine menyebutkan, beras merah dan bahan makanan dari serelia utuh merupakan pilihan yang lebih sehat bagi penderita diabetes karena menaikkan gula darah perlahan-lahan.

Pengetahuan mengenai manfaat beras merah untuk diabetes memang bukan hal baru, namun hingga kini nasi putih masih jadi favorit banyak orang. Dalam sebuah penelitian terhadap 200.000 orang Amerika diketahui, mereka yang makan nasi putih memiliki risiko diabetes 17 persen lebih tinggi dibanding yang jarang makan nasi.Sebaliknya, orang yang makan beras merah risikonya untuk terkena diabetes turun hingga 11 persen. Manfaat yang sama juga ditemukan jika kita mengganti nasi putih dengan serelia utuh, termasuk roti atau pasta.

Konsumsi bahan pangan yang tinggi serat berhasil menurunkan risiko diabetes karena dapat menurunkan level gula darah dan insulin serta mengurangi risiko progresi buruknya toleransi glukosa pada diabetes tipe 2.Seperti halnya serelia utuh, beras merah juga kaya serat dan menghasilkan energi secara bertahap atau disebut juga memiliki indeks glikemik rendah. Karena itu, para ahli menyerukan agar 70 persen kebutuhan karbohidrat kita dipenuhi dari beras merah atau serelia utuh.


Sumber 
http://health.kompas.com

Labels:

Monday, August 8, 2011

Bagaimana Cara Pengendalian OPT ?



 Serangan Hama Lalat Buah Cabe.
Kebijakan produksi pertanian pada saat ini diarahkan pada tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional dan juga untuk dapat memenuhi kebutuhan ekspor. Salah satu strategi pencapaian sasaran produksi untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional diupayakan melalui mengurangi kehilangan hasil dengan mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Read more »

Labels:

DAFTAR ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN PESTISIDA DAN PENGGUNAANNYA



Bahan Aktif adalah bahan kimia dan atau bahan lain yang terkandung dalam
Pestisida dan pada umumnya merupakan bahan yang berdaya racun.

Batas Maksimum Residu (BMR), merupakan batas dugaan maksimum residu
Pestisida yang ada dalam berbagai hasil pertanian yang diperoleh.

Decomposition Time 50 (DT 50), waktu yang diperlukan untuk terjadinya 50%
dekomposisi berupa disipasi dan degradasi suatu bahan kimia di suatu
media.

Dosis, Takaran/ ukuran dalam liter, gram atau kg yang digunakan untuk
mengendalikan hama atau penyakit per satuan luas tertentu.

Formulasi adalah campuran bahan aktif dengan bahan lainnya dengan kadar
dan bentuk tertentu yang mempunyai daya kerja sebagai Pestisida
sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Eksplosi, Serangan OPT yang sifatnya mendadak, populasinya berkembang
sangat cepat dan menyebar luas dengan pesat.

Insektisida Non Sistemik adalah Pestisida yang setelah
diaplikasikan/disemprotkan pada tanaman sasaran tidak diserap oleh
organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang atau daun.

Insektisida Sistemik adalah salah satu jenis insektisida yang dapat diserap
oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang atau daun.

Insektisida Sistemik Lokal adalah kelompok insektisida yang dapat diserap
oleh jaringan (umumnya daun), tetapi ditranslokasikan ke bagian
tanaman lainnya.
Iritasi adalah gejala inflamasi yang terjadi pada kulit atau membran mukosa,
segera setelah perlakuan berkepanjangan atau berulang dengan
menggunakan bahan kimia atau bahan lain.

Label adalah tulisan dan dapat disertai dengan gambar atau simbol, yang
memberikan keterangan tentang pestisida, dan melekat pada wadah
atau pembungkus Pestisida.

Lethal Concentration 50 (LT50), konsentrasi yang diturunkan secara statistik
yang dapat diduga menyebabkan kematian 50% dari populasi organisme
dalam serangkaian kondisi percobaan yang telah ditentukan.

Lethal Time 50 (LT50), waktu dalam hari yang diperlukan untuk mematikan 50%
hewan percobaan dalam kondisi tertentu.

Lethal Dose 50 (LD50), dosis tunggal bahan kimia atau bahan lain yang
diturunkan secara statistik yang dapat diduga menyebabkan kematian
50% dari populasi organisme dalam serangkaian kondisi percobaan
yang telah ditentukan.

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Semua organisme yang dapat
merusak/ mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada
tanaman pangan dan hortikultura, termasuk di dalamnya adalah hama,
penyakit dan gulma.

Pencelupan (Dipping) adalah salah satu cara melindungi bahan tanaman agar
terhindar dari hama atau penyakit bahan tanaman, biasanya
pencelupan dilakukan dengan mencelupkan bibit atau stek kedalam
larutan Pestisida.

Pengasapan (Fogging) adalah penyemprotan Pestisida dengan volume ultra
rendah dengan menggunakan ukuran droplet yang sangat halus.
Pengembusan (Dusting) adalah salah satu cara aplikasi suatu Pestisida yang
diformulasi sebagai tepung hembus.

Pestisida untuk penggunaan umum adalah Pestisida yang dalam
penggunaannya tidak memerlukan persyaratan dan alat-alat
pengamanan khusus di luar yang tertera pada label.
Pestisida untuk penggunaan terbatas adalah Pestisida yang dalam
penggunaannya memerlukan persyaratan dan alat-alat pengamanan
khusus di luar yang tertera pada label.

Pestisida Dilarang, adalah suatu jenis Pestisida yang di larang untuk semua
bidang penggunaan atau bidang penggunaan tertentu dengan tujuan
melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

Racun Kontak adalah salah satu insektisida yang dapat masuk ke dalam tubuh
serangga lewat kulit bersinggungan langsung (kontak langsung).

Racun Lambung (Racun Perut, Stomach Poison) adalah insektisida yang
membunuh serangga sasaran bila insektisida tersebut masuk ke
dalam organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding saluran
pencernaan.

Racun Pernapasan adalah suatu jenis insektisida yang bekerja lewat saluran
pernapasan.

Residu Pestisida adalah sisa-sisa Pestisida, termasuk hasil perubahannya yang
terdapat atau dalam jaringan manusia, hewan, tumbuhan, air, udara
atau tanah.

Resistensi adalah menurunnya kepekaan hama, penyebab penyakit dan /atau
gulma terhadap Pestisida tertentu (Kebal).

Resistensi Hama, suatu fenomena perubahan populasi hama yang didominasi
oleh individu-individu peka menjadi suatu populasi yang didominasi
oleh individu-individu resisten terhadap Pestisida tertentu. Perubahan
ini menyebabkan Pestisida yang awalnya efektif untuk mengendalikan
hama menjadi tidak efektif lagi.

Resurjensi adalah peningkatan populasi organisme sasaran setelah perlakuan
dengan Pestisida.
Resurjensi Hama, adalah suatu fenomena meningkatnya serangan hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida.

Seed Dressing (SD) atau Seed Treatment (ST) adalah Pestisida berbentuk
tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih.

Selektivitas Herbisida adalah kemampuan insektisida memilih tumbuhan yang
dikendalikannya dalam hubungannya dengan tanaman pokok.

Selektivitas Insektisida adalah kemampuan insektisida memilih OPT sasaran
tanpa merugikan organisme non target termasuk musuh alami hama.

Soluble Liquid (SL) adalah Pekatan cair bila dicampur air akan membentuk
larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan.

Tepung Hendus atau Dust (D) adalah Pestisida siap pakai dengan konsentrasi
rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan
Ultra Low Volume (ULV) adalah sediaan khusus untuk penyemprotan dengan
volume ultra rendah.

Umpan atau Bait (B) Ready Mix Bait (RB atau RMB) adalah formulasi siap
pakai yang umumnya digunakan untuk formulasi rodentisida sebagai
umpan.

Wadah adalah tempat yang terkena langsung Pestisida untuk menyimpan
selama dalam penanganan.

Water Dispersible Granule (WG atau WDG)adalah adalah bentuk butiran,mirip G
(Granule) tetapi penggunaannya sangat berbeda yaitu harus
diencerkan dengan air dan digunakan dengan cara disemprotkan.

Wettable Powder (WP) adalah bentuk formulasi tepung (WP) yang dapat
disuspensikan dalam air.



Labels:

Saturday, August 6, 2011

Khasiat Beras Merah

 
Pada umumnya, masyarakat kita lebih sering mengkonsumis beras putih sebagai sumber karbohidrat untuk pengenyang perut. Padahal, secara genetis beras terbagi menjadi beberapa jenis, seperti beras putih, beras merah, beras hitam dan beras ketan.  Setiap jenis beras mempunyai kandungan gizi dan manfaat yang berbeda-beda. Beras merah lebih keras daripada beras putih, jadi saat memasaknya harus pakai air lebih banyak dan lebih lama.Di antara berbagai jenis beras yang ada di Indonesia, beras yang berwarna merah atau beras merah memiliki khasiat sebagai obat. 
Beras merah yang telah dikenal sejak tahun 2.800 SM ini, oleh para tabib saat itu dipercaya memiliki nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal). Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg). Kekurangan tiamin bisa mengganggu sistem saraf dan jantung, dalam keadaan berat dinamakan beri-beri, dengan gejala awal nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sembelit, mudah lelah, kesemutan, jantung berdebar, dan refleks berkurang.
Unsur gizi lain yang terdapat pada beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan) dan selenium. Selenium merupakan elemen kelumit (trace element) yang merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik. Peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker, dan penyakit degeneratif lainnya. Karena kemampuannya itulah banyak pakar mengatakan bahan ini mempunyai potensi untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit degeneratif lain.
Untuk kecantikan, kandungan selenium ini dapat mencegah penuaan dini. Selain itu beras merah bisa juga digunakan untuk campuran masker. Misalnya jika Anda ingin berimprovisasi, tumbuk beras merah dan balurkan pada wajah. Saat ini juga sudah dijual scrub dari beras merah.
Hasil riset yang dipresentasikan pada Experimental Biology annual conference yang berlangsung 24-28 Apri di Anaheim, California, AS mengungkapkan dua jenis beras seperti beras merah dan setengah-giling bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Peneliti juga melaporkan beras merah ternyata jauh lebih baik ketimbang beras putih saat melindungi tubuh dari tekanan darah tinggi dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).

"Penelitian kami menunjukkan adanya potensi dari beras yang mungkin menjadi titik awal yang baik untuk mencari obat preventif untuk penyakit kardiovaskuler," kata peneliti Satoru Eguci, profesor fisiologi di Temple University School of Medicine di Philadelphia, AS. Sebelumnya, Eguci dan kolega mengatakan penelitian mereka mencatat kandungan beras merah mampu melawan protein yang dikenal sebagai angiotensin II yang memberikan kontribusi untuk tekanan darah tinggi dan penyumbatan arteri.

Kandungan tersebut berada pada lapisan beras terkelupas ketika beras merah diubah menjadi beras putih. Namun, lapisan itu bisa dipertahankan bila digiling menggunakan alat tradisional seperti yang dilakukan masyarakat Jepang.

Sumber :  
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat
http://id.wikipedia.org/wiki/Beras
Semoga Bermanfaat....!!!

Labels:

Tentang Beras

 Gambar 1. Beras Hitam.
 
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia.Siapa orangnya yang tidak mengenal nasi, orang mengatakan kalau belum makan nasi berarti belum “makan”. Nasi dapat diolah menjadi berbagai macam variasi makanan olahan seperti nasi goreng, nasi lontong, nasi sauto, dll. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.
 Gambar 2. Tapai Ketan
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa: merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi). Beras merupakan butir padi yang telah dibuang kulit luar (sekam) atau disebut epicarp. Selain diselimuti epicarp, beras terdiri dari cellulose yang keras, sebiji beras juga memiliki struktur lapisan kulit dalam yang disebut pericarp, terdiri atas 2-3 lapis sel yang dibatasi selapis sel kubik bernama aleuron. Lapisan ini melingkupi bagian dalam biji yang disebut endosperm. Sedangkan lembaga, yang merupakan bakal benih tanaman, melekat pada bagian pangkalnya.
Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling menggunakan mesin RiceMill sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
Beras secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari
  • aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit,
  • endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan
  • embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.
 Gambar 3. Beras Ketan
Kandungan beras
Tanaman padi sebagai penghasil beras termasuk golongan tanaman serelia (tanaman penghasil biji-bijian). Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar dari beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.
Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:
  • amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
  • amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket
Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.

Macam dan warna beras
Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia.

Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.

Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.
Tetapi, apa pun nama berasnya, orang awam hanya tahu, bahan ini hanyalah sumber karbohidrat semata, pengenyang perut. Padahal, khususnya beras merah, juga dapat dimanfaatkan untuk menyehatkan tubuh serta merawat kecantikan. Kebiasaan mengkonsumsi beras putih berdampak pada minimnya ketertarikan untuk mengkonsumis jenis beras lain. 

Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul (rice bran). Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras.


Sumber: Wikipedia dan dari sumber lainnya.
Semoga bermanfaat....

Labels:

Thursday, June 23, 2011

“Resep-Resep Obat” untuk Pengendalian Gulma


Gambar . Herbisida (racun rumput) buatan pabrik
 
 
Jumlah merk dagang herbisida yang beredar di pasaran semakin beraneka macam, terutama herbisida dengan bahan aktif glifosat. Peningkatan ini seiring dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan agrokimia dan semakin banyaknya impor produk bahan aktif herbisida yang masuk ke Indonesia. Hal ini terjadi karena para pelaku bisnis industri agrokimia melihat penggunaan herbisida dalam usaha budidaya pertanian semakin meningkat, maka peluang bisnis ini semakin terbuka lebar.
Demi kepraktisan, para petani atau pelaku usaha budidaya pertanian lebih memilih menggunakan cara kimia_menggunakan herbisida_daripada menggunakan cara manual dalam usaha pengendalian gulma. Semakin sering bahan kimia herbisida yang sama diaplikasikan secara terus-menerus menyebabkan gulma menjadi kebal/resisten terhadap bahan kimia tersebut. Sama halnya dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman, penggunaan bahan kimia insektisida dan fungisida yang sama secara terus-menerus, juga akan mengakibatkan adanya resistensi.  Umumnya para petani kemudian meningkatkan dosis aplikasi untuk menyikapi keadaan ini, yang secara otomatis akan meningkat pula biaya yang harus dikeluarkan.
Untuk menyiasati supaya biaya belanja produk herbisida bisa dipangkas, para petani “mencari akal” melakukan coba-coba menggunakan berbagai macam bahan sebagai pengganti herbisida buatan pabrik atau sebagai campuran sehingga herbisida yang digunakan efikasi-nya (kemampuan "membunuh" gulma) meningkat. Bahan-bahan yang digunakan mudah didapat dan harganya juga murah. Dengan adanya campuran tersebut penggunaan herbisida lebih ngirit (dosis lebih rendah) namun hasilnya memuaskan. Dengan demikian biaya yang dikeluarkan juga lebih ngirit.
Berikut beberapa resep  yang dikutip dari http://tanimakmursejahter.blogspot.com/  

1. RESEP 5in1 (Five in One) alias GUS BenSol

Resep ini bisa saja diberi nama Racun Rumput FiO, atau Racun Rumput GUS BenSol. FiO artinya Five in One, sedangkan Gus Bensol maksudnya Garam Urea Sabun serbuk Bensin dan Solar. Mungkin nama yang enak didengar adalah Racun Rumput GUS BenSol, biar keren dan mudah terkenal. Bagaimana?

Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Bensin 1 liter
2. Solar 1 liter
3. Garam 1 kg
4. Urea 1 kg
5. Sabun Serbuk 1 kg

Cara membuat :
1. Semua bahan-bahan di campur satu persatu, mulai dari bensin dan solar dalam satu wadah.
2. Pada wadah yang lain kemudian garam dan urea serta sabun serbuk dicampur.
3. Wadah satu yang berisi campuran bensin dan solar dicampurkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk-aduk dituangkan pada wadah kedua yang berisi campuran garam, urea dan sabun serbuk.
4. Pengadukan dilakukan terus-menerus sampai campuran tadi menjadi larutan yang menyatu.
5. Bahan racun rumput (FiO) Five in One alias GUS Bensol siap digunakan. Simpanlah pada wadah yang aman dan tertutup jauhkan dan hindarkan dari nyala api, karena bahan ini mudah terbakar.

Cara Penggunaan :
Cara penggunaan sama dengan penggunaan herbisida/racun rumput lainnya. Yaitu kalau kita ingin menyemprot dengan pompa sprayer berisi 15 liter air campurkan sekitar 50 cc obat racun rumput FiO Gus Bensol ini. Kalau dirasa kurang hebat ditambah sedikit dosisnya juga bisa sampai sekitar 200 cc (atau satu gelas wadah aqua) dalam tangki sprayer 15 liter (ada juga tangki yang 16 sampai 18 liter).

2. RESEP Oplosan Three in One (OTiO 12) alias Alur 12

Disebut Racun Rumput OTiO 12 alias Alur 12, hanya untuk memudahkan mengingat bahwa inilah cara petani untuk membuat pengenceran racun rumput 1 liter menjadi 12 liter dengan efek racun yang hampir sama. Pengalaman dari seorang Petani di Kampung Sei Jepun bernama Bapak Mustafa (43) ini diperoleh saat dia bekerja di perkebunan Sawit di Malaysia. Resep ini pun sudah diminta ijinnya untuk disebarluaskan kepada para petani dimana saja berada, khususnya yang sempat membaca tulisan ini.
Disebut Alur 12 karena bahannya adalah Air Laut sebanyak 12 liter dan Urea, untuk memperbanyak Racun Rumput buatan pabrik yang akan digunakan.

Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Racun Rumput Buatan Pabrik (berbagai merek) 1 liter
2. Air Laut 12 liter
3. Urea 2 kg

Cara membuat :
1. Semua bahan-bahan di campur satu persatu ke dalam wadah terbuat dari Alumunium atau yang berbahan tembikar dari tanah liat dengan sambil terus diaduk-aduk.
2. Bahan-bahan larutan pengenceran racun rumput dengan air laut dan urea dalam wadah kuali itu kemudian dipanaskan di atas kompor atau tungku kayu bakar.
3. Pengadukan dilakukan terus-menerus sampai campuran tadi menjadi larutan yang menyatu sambil terus dipanaskan sampai mendidih. Pengadukan diusahakan jangan tepat di atas wadah agar uapnya tidak terhirup oleh si Pengaduk.
4. Bahan racun rumput OTiO 12 (Oplosan Three in One) siap digunakan. Simpanlah pada wadah yang aman dan tertutup jauhkan dan hindarkan dari jangkauan anak-anak.

Cara Penggunaan :
Cara penggunaan sama dengan penggunaan racun rumput lainnya. Yaitu kalau kita ingin menyemprot dengan pompa sprayer berisi 15 liter air campurkan sekitar 50 cc obat racun rumput OTiO 12 alias Alur 12 ini. Kalau dirasa kurang hebat ditambah sedikit dosisnya juga bisa sampai sekitar 200 cc (atau satu gelas wadah aqua) dalam tangki sprayer 15 liter (ada juga tangki yang 16 sampai 18 liter).

3. RESEP Oplosan Three in One (OTiO 13) alias Hervit Top 13

Disebut Racun Rumput OTiO 13 alias Hervit Top 13, hanya untuk memudahkan mengingat bahwa inilah cara petani untuk membuat pengenceran racun rumput 1 liter menjadi 3 liter dengan efek racun yang hampir sama. Pengalaman dari seorang Petani di Desa Setabu Kecamatan Sebatik Barat melalui seorang PPL bernama Asri Aziz (33) ini diperoleh saat dia bekerja di sawah dan kebun Kakaonya sendiri. Resep ini pun sudah diminta ijinnya untuk disebarluaskan kepada para petani dimana saja berada, khususnya yang sempat membaca tulisan ini.

Disebut Hervit Top 13 karena bahannya adalah Vitsin (Vit) 250 gram dan Toak Pahit (ToP) sebanyak 3 liter, untuk memperbanyak Racun Rumput buatan pabrik sebanyak 1 liter menjadi 3 liter.

Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Racun Rumput Buatan Pabrik (berbagai merek) 1 liter
2. Toak Pahit 3 liter
3. Vitsin 250 gram

Cara membuat :
1. Semua bahan-bahan di campur satu persatu ke dalam wadah terbuat dari Plastik atau yang berbahan tembikar dari tanah liat dengan sambil terus diaduk-aduk.
2. Bahan-bahan larutan pengenceran racun rumput dengan Toak Pahit dan Vitsin dalam wadah kuali itu kemudian diaduk-aduk.
3. Pengadukan diusahakan jangan tepat di atas wadah agar uapnya tidak terhirup oleh si Pengaduk.
4. Bahan racun rumput OTiO 13 (Hervit Top 13) siap digunakan. Simpanlah pada wadah yang aman dan tertutup jauhkan dan hindarkan dari jangkauan anak-anak.

Cara Penggunaan :
Cara penggunaan sama dengan penggunaan racun rumput lainnya. Yaitu kalau kita ingin menyemprot dengan pompa sprayer berisi 15 liter air campurkan sekitar 50 cc obat racun rumput OTiO 13 alias Hervit Top 13 ini. Kalau dirasa kurang hebat ditambah sedikit dosisnya juga bisa sampai sekitar 200 cc (atau satu gelas wadah aqua) dalam tangki sprayer 15 liter (ada juga tangki yang 16 sampai 18 liter).

Sumber : http://tanimakmursejahtera.blogspot.com/2010/02/murah-meriah-racun-rumput-buatan.html

Semoga Bermanfaat....!!!

Labels:

Saturday, June 18, 2011

KRITERIA TEKNIS PERIZINAN PENDAFTARAN PESTISIDA



Dasar: Keputusan Menteri Pertanian No. : 434.1/Kpts/TP.270/7/2001 (Lampiran IV)

Kriteria teknis merupakan kriteria yang digunakan oleh Direktur Jenderal Bina Sarana Pertanian (BSP) untuk melakukan evaluasi terhadap berkas data teknis yang telah memenuhi syarat yang ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut permohonan pendaftaran dapat diterima atau ditolak.
Kriteria disusun berdasarkan kelompok data atau informasi yang valid (sahih) yang diserahkan oleh pemohon dengan pengisian Formulir Permohonan Pendaftaran Pestisida. Untuk contoh formulir, silakan lihat ke: Data Pendaftaran Beberapa kriteria teknis tersebut adalah sebagai berikut:
1)   Jenis Data : Fisiko Kimia
      Kriteria Perizinan :
                                 
                                   
2)   Keterangan :
      a.  Tidak dipersyaratkan bagi pestisida pada bidang penggunaan :
           •   Pengendalian vaktor penyakit manusia
           •   Pengendalian rayap
           •   Pestisida rumah tangga
           •   fumigasi
           •   Pestisida untuk industri lainnya, seperti pestisida yang terkandung di dalam cat Pestisida untuk industri lainnya, seperti pestisida yang terkandung di dalam cat
      b.  PEC (Predicted Exposure Concentration) adalah pendugaan kosentrasi pestisida tertentu di ekosistem yang mengakibatkan biota terpapar.
      c.  PNEC (Predicted No Effect Concentration) adalah pendugaan tingkat paparan pestisida tertentu yang tidak menyebabkan efek/pengaruh yang merusak biota. 
        d. 
   adalah bilangan yang menggambarkan resiko pestisida di lingkungan/ekosistem.
          

Apabila rasio : 


        maka dilanjutkan dengan tapisan analisis berikutnya.  

                                   

3)   Jenis Data : Efikasi
            Kriteria Perizinan : 

Data tingkat populasi organisme sasaran, tingkat kerusakan tanaman, berat biomassa, dan lain-lain. menunjukkan bahwa pestisida efektif memperlakukan orgasnisme sasaran.
  
4)   Jenis Data : Toksisitas Mamalia
      Kriteria perizinan:
      a. Toksisitas Akut
Tikus
LD50 Oral: Padat > 50 mg/kg ; Cair > 200 mg
Tikus
LD50 Dermal: Padat > 100 mg/kg ; Cair > 400 mg/kg
ATAU
                 
Kelinci
LD50 Dermal: Padat > 200 mg/kg ; LC50 Inhalasi untuk pemakai umum > 0,05 mg/l selama 4 jam periode pemaparan *)
                 
 *) Keterangan:
Tidak dipersyaratkan bagi pestisida untuk penggunaan::
• Pengendalian vektor penyakit manusia
• Pengendalian rayap
• Pestisida rumah tangga
• Fumigasi
• Pestisida untuk industri lainnya, seperti pestisida yang terkandung di dalam
                 
      b.  Toksisitas Kronik
Berdasarkan hasil penelitian tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik, teratogenik, mutagenik, dan onkogenik.
                 
5)   Jenis Data : Residu
      Kriteria Perizinan:
 Apabila nilai ADI untuk manusia < 0,015 mg/kg/hari (sama dengan tingkat residu yang diperkirakan aman < 1 ppm) untuk pendaftaran penggunaan pestisida pada:
      a.  Tanaman/komoditi pangan penting
      b.  Bahan makanan yang disimpan
      c.  Penyimpanan hasil pertanian
      d.  Air minum yang diaplikasikan pestisida
                 
      Dipersyaratkan untuk diadakan pengujian residu sesuai dengan tata cara International
       

6)   Jenis Data : Toksisitas Lingkungan
      Kriteria Perizinan:
      a.  Nilai LC50 pada ikan > 1 mg atau waktu dekomposisi, DT50 bahan aktif pada tanah kurang  dari 60 hari bila didaftarkan untuk penggunaan pada ekosistem pertanian (tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan).
      b.  Uji Toksisitas untuk pestisida padi sawah dan lingkungan perairan.
           1)   Toksisitas Ikan Hasil Uji Laboratorium
                 Untuk formulasi pestisida berbentuk cairan dan tepung
                 (a) Bila unit toksisitas > 3,0 (mudarat) tidak diizinkan.
                 (b)  Bila unit toksisitas 0,3 - 3,0 (sedikit mudarat) diberikan izin sementara diminta melengkapi uji lapangan.
                 (c) Bila unit toksisitas < 0,3 (tidak mudarat) diberikan izin tetap.
           2)   Toksisitas Ikan Hasil Uji Lapangan
                 Untuk formulasi pestisida berbentuk butiran
                 (a)  Bila LT50 ikan > 7 hari, nilai produktivitas dan derajat sintasan berbeda dengan kontrol, penilaian dampak mudarat, tidak diizinkan untuk persawahan dan lingkungan perairan.
                 (b)  Bila LT50 ikan < 7 hari, nilai produktivitas dan derajat sintasan tidak berbeda dengan kontrol, penilaian dampak tidak mudarat, dapat diberikan izin tetap.
                        
7)   Jenis data : resujensi hama padi
      Kriteria perizinan:
      Tidak menimbulkan resujensi hama wereng coklat padi (Nilapavarta lugens)

Labels: