Cara Mengendalikan Hama dan Penyakit Blendok pada TaBuLamPOT Jeruk Nipis
Buah Jeruk Nipis
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu spesies tanaman jeruk
yang populer terutama di kalangan ibu-ibu yang biasanya menggunakan perasan air
buah jeruk nipis untuk menghilangkan amis ikan. Selain itu, perasan airnya bisa
sebagai obat balur/pijat saat seseorang demam, atau untuk minuman bagi yang
suka. Apalagi jika tiba-tiba tenggorokan terasa gatal, perasan jeruk nipis+madu
akan menjadi obat herbal yang enak dan ampuh mengusir batuk.
Buahnya berwarna hijau atau hijau
kekuningan, bentuknya cenderung bulat, kulit buahnya relatif lebih halus
dibandingkan kulit buah jeruk purut yang keriput. Ukurannya diameter buahnya
sekitar 4-5 cm.
Pada umumnya pohon kerabat jeruk-jerukan,
pohon jeruk nipis relatif mudah tumbuh di sebagian besar wilayah Indonesia. Salah
satu keunggulan tanaman ini adalah mampu berbuah terus menerus alias tidak
mengenal musim. Meski di tanam dalam POT sebagai TaBuLamPOT, tanaman ini tetap
mampu berbuah dengan lebat. Sehingga tak hanya berfungsi sebagai apotik hidup,
namun berperan pula sebagai tanaman penghias halaman yang memamerkan buah-buah ranum
yang lebat bergelantungan dan memamerkan keindahan kuncup bunga-bunganya bila
sedang mekar.
Bunga Jeruk Nipis
Menanam
jeruk nipis di halaman rumah memang kurang diminati, dibandingkan misalnya
menanam tanaman buah mangga, yang hampir disetiap halaman rumah ada tanaman
buah mangga. Apalagi Tabulampot jeruk nipis jarang dijumpai,
mungkin disebabkan karena buah ini relatif mudah ditemukan di pasaran. Tetapi
jika Anda memiliki satu saja tanaman jeruk nipis di rumah, baik di tanam
langsung di tanah maupun dalam wujud TaBuLamPOT, ada keuntungan ganda yang bisa
anda dapatkan. Salah satu kehebatan nutrisi yang dikandung dalam
buah-buahan (termasuk jeruk nipis) adalah ketika dikonsumsi masih dalam keadaan
segar. Kesegaran buah paling optimal adalah ketika jeda waktu antara petik
(panen) dengan konsumsi sekecil mungkin. Untuk mendekati kaidah ini yang paling
sederhana adalah menanam sendiri di kebun atau halaman rumah tempat kita
tinggal sehari-hari. Keuntungan lain dengan menanam sendiri adalah
selalu tersedia setiap saat dibutuhkan. Cukup repot jika harus ke supermarket
dulu, atau menunggu tukang sayur lewat juga tidak mungkin karena mereka
biasanya keliling pada pagi hari.
Buah Jeruk Nipis di Pohon
Perawatan TaBuLamPOT Jeruk Nipis
Tabulampot jeruk nipis sebenarnya tidak membutuhkan perawatan rumit. Yang paling penting adalah penyiraman secara teratur, di musim penghujan penyiraman hampir tidak perlu dilakukan, karena kebutuhan air tercukupi dari kucuran air hujan.
Tabulampot jeruk nipis sebenarnya tidak membutuhkan perawatan rumit. Yang paling penting adalah penyiraman secara teratur, di musim penghujan penyiraman hampir tidak perlu dilakukan, karena kebutuhan air tercukupi dari kucuran air hujan.
Namun jika musim telah berganti
menjadi kemarau, lakukan penyiraman ketika media tanam telah kering. Frekuensi
penyiraman juga tergantung pada porositas media tanam yang digunakan. Media Tanam yang bisa gunakan, yaitu berupa campuran sekam padi + tanah kebun + pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Perawatan lain yang perlu dilakukan
adalah mencabut gulma yang tumbuh, bila perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk
NPK mutiara 2 bulan sekali dan pupuk kompos 6 bulan sekali.
Pemangkasan juga penting dilakukan
agar sosok tanaman terlihat rapi dengan membuang cabang-cabang/ranting-ranting
yang saling bertumpuk dan terlihat tidak produktif. Daun-daun yang tidak
produktif kering berwarna kekuningan juga harus dibuang. Pemangkasan juga
bertujuan supaya postur tanaman tidak terlalu tinggi.
Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman
Jeruk
Ulat Pemakan Daun
Hama yang sering ditemui pada
tanaman jeruk ( baik yang ditanam di tanah langsung atau TaBuLamPOT) adalah
belalang dan ulat hijau yang memakan daun. Akibat serangan hama ini, daun akan habis
termakan dan hanya tersisa tulang-tulang daunnya saja. Tentu hal ini akan
mempengaruhi penampilan sosok tanaman tersebut.
Untuk mengendalikan hama ini cukup
dibasmi secara mekanis dengan menangkap dan membuangnya. Namun jika tanaman
jeruk jumlahnya banyak, penyeprotan dengan pestisida kimia seperti Regent 50SC
bisa dilakukan, atau alternatifnya bisa dengan menggunakan Pestisida Nabati.
Hama Belalang
Sebagian orang merasa jijik melihat
hama ini, apalagi menangkapnya. Itulah salah satu alasan yang Kami dengar dari
Pelanggan yang akan membeli bibit tanaman buah di tempat Kami UD.MbangunDeso, orang enggan menanam
tanaman jeruk karena banyak ulatnya.
Selain masalah hama, keluhan dari
pelanggan Kami adalah masalah penyakit yang mematikan tanaman jeruk yaitu
penyakit “Blendok”.
Penyebabnya adalah jamur
Diplodia natalensis.
Kondisi lingkungan yang
memungkinkan terjadinya penyakit ini diantaranya adalah kondisi kekeringan,
adanya pelukaan, perbedaan suhu siang dan malam yang sangat ekstrim dan
pemeliharaan yang kurang optimal.
Penyakit blendok dapat
diketahui dengan mudah dari gejala yang ditimbulkannya, apabila tanaman sudah
bereaksi terhadap serangan patogen dengan mengeluarkan subtansi pertahanan diri
yang berupa blendok/gum.
Cairan Gum/Blendok
Ada dua jenis Diplodia, yaitu Diplodia kering dan Diplodia
basah.
Diplodia
basah terjadi apabila batang, cabang atau ranting yang terserang mengeluarkan
blendok yang berwarna kuning keemasan, dan pada stadia lanjut, kulit tanaman
akan mengelupas.
Diplodia
kering terjadi apabila kulit batang atau cabang yang terserang akan mengering
tanpa mengeluarkan blendok, sehingga gejalanya sulit diamati. Namun bila
diamati secara teliti, pada celah kulit terlihat adanya massa spora jamur yang
berwarna putih atau hitam.
Bila penyakit ini
menyerang pada batang utama akan lebih berbahaya, namun jika menyerang cabang
atau ranting, tanaman tersebut masih bisa diselamatkan dengan cara memotong
batang atau ranting yang terserang penyakit.
Bila serangan penyakit
ini secara melingkar pada cabang, maka bagian tanaman yang berada diatasnya
akan kering dan mati.
Blendok yang keluar
dari kulit jaringan tanaman yang diikuti dengan mengelupasnya kulit tersebut,
menunjukan tingkat serangan sudah lanjut. Pada kondisi seperti ini,
pengendalian sulit dilakukan.
Usaha-usaha untuk
mencegah penyakit ini adalah :
1. Menjaga kebersihan alat
pertanian pada saat sebelum dan sesudah digunakan seperti gunting pangkas,
selalu dicuci dan diolesi kapas yang dibasahi dengan alkohol.
2. Menjaga kebersihan
lingkungan di sekitar tanaman, memperbaiki sistem drainase sehingga pada saat
musim hujan tidak ada air yang menggenang.
3. Melakukan perawatan
intensif terhadap tanaman, sehingga bila ada gejala serangan penyakit ini bisa
diketahui sejak dini.
4. Memangkas cabang,
ranting atau daun-daun yang kering/mati
5. Lakukan pelaburan
batang dan cabang tanaman dengan fungisida berbahan aktif Cu/tembaga, yaitu Nordox. Formulasi
fungisida ini berbentuk tepung berwarna merah bata. Cabang dan ranting yang
akan dilabur dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat. Larutkan fungisida
Nordox dengan sedikit air supaya berbentuk pasta, kemudian labur dengan
menggunakan kuas ke suluruh bagian tanaman.
6. Pelaburan dilakukan pada saat menjelang musim
hujan dan pada akhir musim hujan.
Fungisida Nordox ( Bahan Aktif : Tembaga Oksida )
Berdasarkan pengalaman Penulis,
bibit-bibit tanaman jeruk banyak yang terserang penyakit ini pada saat
menjelang musim pancaroba menuju musim hujan. Pada saat itu, perbedaan suhu
pada siang dan malam hari cukup tinggi.
Tanaman Jeruk dilaburi Fungisida Nordox
0 Comments:
Post a Comment
Bagaimana Pendapat Anda...??????
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home