Friday, January 6, 2017

Cara Mengendalikan Hama dan Penyakit Blendok pada TaBuLamPOT Jeruk Nipis



Buah Jeruk Nipis
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu spesies tanaman jeruk yang populer terutama di kalangan ibu-ibu yang biasanya menggunakan perasan air buah jeruk nipis untuk menghilangkan amis ikan. Selain itu, perasan airnya bisa sebagai obat balur/pijat saat seseorang demam, atau untuk minuman bagi yang suka. Apalagi jika tiba-tiba tenggorokan terasa gatal, perasan jeruk nipis+madu akan menjadi obat herbal yang enak dan ampuh mengusir batuk.
Buahnya berwarna hijau atau hijau kekuningan, bentuknya cenderung bulat, kulit buahnya relatif lebih halus dibandingkan kulit buah jeruk purut yang keriput. Ukurannya diameter buahnya sekitar 4-5 cm.

Pada umumnya pohon kerabat jeruk-jerukan, pohon jeruk nipis relatif mudah tumbuh di sebagian besar wilayah Indonesia. Salah satu keunggulan tanaman ini adalah mampu berbuah terus menerus alias tidak mengenal musim. Meski di tanam dalam POT sebagai TaBuLamPOT, tanaman ini tetap mampu berbuah dengan lebat. Sehingga tak hanya berfungsi sebagai apotik hidup, namun berperan pula sebagai tanaman penghias halaman yang memamerkan buah-buah ranum yang lebat bergelantungan dan memamerkan keindahan kuncup bunga-bunganya bila sedang mekar.


Bunga Jeruk Nipis
Menanam jeruk nipis di halaman rumah memang kurang diminati, dibandingkan misalnya menanam tanaman buah mangga, yang hampir disetiap halaman rumah ada tanaman buah mangga. Apalagi Tabulampot jeruk nipis jarang dijumpai, mungkin disebabkan karena buah ini relatif mudah ditemukan di pasaran. Tetapi jika Anda memiliki satu saja tanaman jeruk nipis di rumah, baik di tanam langsung di tanah maupun dalam wujud TaBuLamPOT, ada keuntungan ganda yang bisa anda dapatkan. Salah satu kehebatan nutrisi yang dikandung dalam buah-buahan (termasuk jeruk nipis) adalah ketika dikonsumsi masih dalam keadaan segar. Kesegaran buah paling optimal adalah ketika jeda waktu antara petik (panen) dengan konsumsi sekecil mungkin. Untuk mendekati kaidah ini yang paling sederhana adalah menanam sendiri di kebun atau halaman rumah tempat kita tinggal sehari-hari. Keuntungan lain dengan menanam sendiri adalah selalu tersedia setiap saat dibutuhkan. Cukup repot jika harus ke supermarket dulu, atau menunggu tukang sayur lewat juga tidak mungkin karena mereka biasanya keliling pada pagi hari.
Buah Jeruk Nipis di Pohon
Perawatan TaBuLamPOT Jeruk Nipis
Tabulampot jeruk nipis sebenarnya tidak membutuhkan perawatan rumit. Yang paling penting adalah penyiraman secara teratur, di musim penghujan penyiraman hampir tidak perlu dilakukan, karena kebutuhan air tercukupi dari kucuran air hujan.
Namun jika musim telah berganti menjadi kemarau, lakukan penyiraman ketika media tanam telah kering. Frekuensi penyiraman juga tergantung pada porositas media tanam yang digunakan. Media Tanam yang bisa gunakan, yaitu berupa campuran sekam padi + tanah kebun + pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Perawatan lain yang perlu dilakukan adalah mencabut gulma yang tumbuh, bila perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK mutiara 2 bulan sekali dan pupuk kompos 6 bulan sekali.
Pemangkasan juga penting dilakukan agar sosok tanaman terlihat rapi dengan membuang cabang-cabang/ranting-ranting yang saling bertumpuk  dan terlihat tidak produktif. Daun-daun yang tidak produktif kering berwarna kekuningan juga harus dibuang. Pemangkasan juga bertujuan supaya postur tanaman tidak terlalu tinggi. 

Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Jeruk
Ulat Pemakan Daun
Hama yang sering ditemui pada tanaman jeruk ( baik yang ditanam di tanah langsung atau TaBuLamPOT) adalah belalang dan ulat hijau yang memakan daun. Akibat serangan hama ini, daun akan habis termakan dan hanya tersisa tulang-tulang daunnya saja. Tentu hal ini akan mempengaruhi penampilan sosok tanaman tersebut.
Untuk mengendalikan hama ini cukup dibasmi secara mekanis dengan menangkap dan membuangnya. Namun jika tanaman jeruk jumlahnya banyak, penyeprotan dengan pestisida kimia seperti Regent 50SC bisa dilakukan, atau alternatifnya bisa dengan menggunakan Pestisida Nabati.
Hama Belalang
Sebagian orang merasa jijik melihat hama ini, apalagi menangkapnya. Itulah salah satu alasan yang Kami dengar dari Pelanggan yang akan membeli bibit tanaman buah di tempat Kami UD.MbangunDeso, orang enggan menanam tanaman jeruk karena banyak ulatnya.
Selain masalah hama, keluhan dari pelanggan Kami adalah masalah penyakit yang mematikan tanaman jeruk yaitu penyakit “Blendok”.
Penyebabnya adalah jamur Diplodia natalensis.
Kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyakit ini diantaranya adalah kondisi kekeringan, adanya pelukaan, perbedaan suhu siang dan malam yang sangat ekstrim dan pemeliharaan yang kurang optimal.
Penyakit blendok dapat diketahui dengan mudah dari gejala yang ditimbulkannya, apabila tanaman sudah bereaksi terhadap serangan patogen dengan mengeluarkan subtansi pertahanan diri yang berupa blendok/gum.
Cairan Gum/Blendok
Ada dua jenis Diplodia, yaitu Diplodia kering dan Diplodia basah.
Diplodia basah terjadi apabila batang, cabang atau ranting yang terserang mengeluarkan blendok yang berwarna kuning keemasan, dan pada stadia lanjut, kulit tanaman akan mengelupas.
Diplodia kering terjadi apabila kulit batang atau cabang yang terserang akan mengering tanpa mengeluarkan blendok, sehingga gejalanya sulit diamati. Namun bila diamati secara teliti, pada celah kulit terlihat adanya massa spora jamur yang berwarna putih atau hitam.
Bila penyakit ini menyerang pada batang utama akan lebih berbahaya, namun jika menyerang cabang atau ranting, tanaman tersebut masih bisa diselamatkan dengan cara memotong batang atau ranting yang terserang penyakit.
Bila serangan penyakit ini secara melingkar pada cabang, maka bagian tanaman yang berada diatasnya akan kering dan mati. 
Blendok yang keluar dari kulit jaringan tanaman yang diikuti dengan mengelupasnya kulit tersebut, menunjukan tingkat serangan sudah lanjut. Pada kondisi seperti ini, pengendalian sulit dilakukan.


Usaha-usaha untuk mencegah penyakit ini adalah :
1. Menjaga kebersihan alat pertanian pada saat sebelum dan sesudah digunakan seperti gunting pangkas, selalu dicuci dan diolesi kapas yang dibasahi dengan alkohol.
2. Menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tanaman, memperbaiki sistem drainase sehingga pada saat musim hujan tidak ada air yang menggenang.
3. Melakukan perawatan intensif terhadap tanaman, sehingga bila ada gejala serangan penyakit ini bisa diketahui sejak dini.
4. Memangkas cabang, ranting atau daun-daun yang kering/mati
5. Lakukan pelaburan batang dan cabang tanaman dengan fungisida berbahan aktif Cu/tembaga, yaitu Nordox. Formulasi fungisida ini berbentuk tepung berwarna merah bata. Cabang dan ranting yang akan dilabur dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat. Larutkan fungisida Nordox dengan sedikit air supaya berbentuk pasta, kemudian labur dengan menggunakan kuas ke suluruh bagian tanaman.
6. Pelaburan dilakukan pada saat menjelang musim hujan dan pada akhir musim hujan. 
Fungisida Nordox ( Bahan Aktif : Tembaga Oksida )
Berdasarkan pengalaman Penulis, bibit-bibit tanaman jeruk banyak yang terserang penyakit ini pada saat menjelang musim pancaroba menuju musim hujan. Pada saat itu, perbedaan suhu pada siang dan malam hari cukup tinggi. 
Tanaman Jeruk dilaburi Fungisida Nordox

0 Comments:

Post a Comment

Bagaimana Pendapat Anda...??????

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home