Penyemprotan Pestisida Pada Tanaman Bawang Merah
Dalam budidaya
suatu tanaman perlu dilakukan tindakan pengendalian serangan dari hama,
penyakit dan gulma serta pemupukan untuk meningkatkan hasil produksi. Tindakan
tersebut dilakukan dengan penyemprotan berbagai macam jenis pestisida dan pupuk
cair.
Sudah menjadi kebiasaan petani dalam satu kali aplikasi penyemprotan untuk mengendalikan hama-penyakit tanaman, digunakan beberapa jenis pestisida. Pestisida jenis insektisida, fungisida ditambah dengan pupuk cair dicampur jadi satu dalam tangki sprayer.
Baca artikel : Bahan Perata, Perekat dan Pengemulsi Larutan Semprot
Sudah menjadi kebiasaan petani dalam satu kali aplikasi penyemprotan untuk mengendalikan hama-penyakit tanaman, digunakan beberapa jenis pestisida. Pestisida jenis insektisida, fungisida ditambah dengan pupuk cair dicampur jadi satu dalam tangki sprayer.
Baca artikel : Bahan Perata, Perekat dan Pengemulsi Larutan Semprot
Dengan alasan kepraktisan, untuk
menghemat biaya, waktu dan tenaga, beberapa macam pestisida dicampur dalam sekali
aplikasi penyemprotan. Seringkali pencampuran juga dengan pupuk cair.
Dari pengalaman Penulis sebagai
Sales Promotor produk pestisida, setidaknya ada 7 jenis pestisida yang dicampur
dalam sekali penyemprotan yang dilakukan petani (kasus petani bawang merah di
Brebes), yang terdiri dari : 3 insektisida, 2 fungisida, 1 pupuk cair, 1 produk
perekat.
Beberapa Macam Jenis Pestisida
Bayangkan saja jika penyemprotan
berbagai macam pestisida secara tunggal (satu kali penyemprotan untuk setiap
jenis pestisida) yang dilakukan dalam waktu yang berbeda-beda. Tentu akan
memakan biaya dan tenaga yang besar, bukan...????
Apakah hal ini tidak masalah
untuk dilakukan?
Seperti yang dibahas pada artikel
sebelumnya (Merk Dagang dan Nama Kimia Produk Pestisida), bahwa pestisida terbagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan
fungsinya dan target hamanya. Pestisida merupakan produk dengan
komposisi terdiri dari bahan aktif dan bahan pembawa. Produk pestisida yang
beredar di pasaran jumlahnya ribuan merk dagang. Pestisida dengan bahan aktif
yang sama, tapi berbeda merk dagangnya, tentu berbeda pula komposisinya dalam
hal dosis bahan aktifnya dan jenis bahan pembawanya. Berbeda pula kualitas
produk tersebut.
Selanjutnya, pestisida pun memiliki berbagai macam bentuk
formulasi, ada yang SL (Soluble Liquid), EC ( Emulsion Concentrate), WP
(Wettable Powder), G (Garnule), dan lain-lain. Formulasi suatu produk pestisida perlu diperhatikan karena mempengaruhi tata cara dalam pencampuran. Contohnya produk-produk pada gambar dibawah ini:
Beberapa Produk Pestisida dengan Formulasi yang Berbeda-beda
Dengan melihat variasi produk pestisida yang
bermacam-macam, kemungkinan hasil pencampuran juga akan sangat komplek.
Kemungkinan ini dapat menjadi positif ataupun negative, dampaknya bisa
menguntungkan atau jadi merugikan. Dari kemungkinan itulah banyak artikel yang
mengatakan dengan bahasa matematika, bahwa pencampuran pestisida ( 1+1 ) akan
menghasilkan berbagai kemungkinan :
1 + 1 = 2; 1+1=3; 1+1=1; 1+1=0; 1+1=
-
Dapat dibayangkan jika pencampuran ini bukan antar dua
jenis pestisida (1+1) tetapi tujuh macam seperti yang terjadi di lapangan
(1+1+1+1+1+1+1=???). Kemungkinan yang akan terjadi jauh lebih banyak.
Berkaitan dengan hal ini ada
istilah sinergis dan antagonis. Dikatakan sinergis apabila
pencampuran tersebut meningkat efikasinya dibandingkan jika diaplikasikan
secara terpisah, dan sebaliknya apabila efikasinya menurun terhadap target hama
tertentu, maka dikatakan antagonis.
Tank-Mix & Pestisida “Oplosan”
Dengan
populernya lagu berjudul oplosan, dikalangan petani muncul istilah “obat
oplosan”. Kasus serupa yaitu munculnya istilah penyakit ‘nginul” pada tanaman
bawang merah karena adanya kepopuleran “goyang ngebor” ala penyanyi dangdut
Inul Daratista.
Pencampuran
pestisida untuk menghasilkan efek sinergis harus melalui riset yang mendalam
serta tahap uji berkali-kali. Pencampuran ini tentunya bukan asal mencampurkan
antara satu pestisida dan pestisida lainnya, tetapi harus diperhatikan
sifatnya, komposisi campurannya hingga daya tahannya untuk tidak berubah bentuk
atau efektifitasnya dalam jangka waktu tertentu. Tentunya hal ini hanya dapat
dilakukan oleh lembaga riset atau perusahaan yang memiliki team riset yang
handal. Akan sangat susah diukur ke-efektifan-nya jika dilakukan masing-masing
individu petani.
Berdasarkan
pengalaman dan daya kreatifitas masing-masing petani, mereka berusaha
menciptakan “pestisida oplosan” dengan cara mencampur langsung (tanpa diencerkan dahulu) beberapa macam produk
pestisida untuk meningkatkan ke-efektifan-nya dalam mengendalikan target hama
tertentu. Dari cerita petani, pencampuran ini kadang dilakukan sehari sebelum
aplikasi penyemprotan, bahkan ada yang diproses dahalu dengan cara direbus,
atau cara-cara lainya.
Sedangkan istilah “Tank-Mix” adalah mencampur beberapa macam pestisida dalam wadah berisi air yang akan digunakan untuk penyemprotan pada saat akan diaplikan secara bersamaan.
Sedangkan istilah “Tank-Mix” adalah mencampur beberapa macam pestisida dalam wadah berisi air yang akan digunakan untuk penyemprotan pada saat akan diaplikan secara bersamaan.
Jadi, Penulis
tidak sependapat jika pencampuran
dengan cara“oplosan” ini dilakukan dengan alasan untuk meningkatkan kemampuan pestisida
(daya efikasi), satu-satunya alasan yang menurut Penulis masih layak diterima adalah demi
efisiensi, jadi daripada petani tiap hari melakukan penyemprotan dengan pestisida
yang berbeda, maka mereka dapat melakukan penyemprotan 3 hari sekali secara
Tank-Mix.
Dengan
demikian meskipun pencampuran pestisida tersebut kemungkinanya kurang
efektif tetapi masih ada nilai plus
dalam hal efisiensi tenaga atau biaya semprot.
Chemical Compatibility dan Physical Compatibility
Tank-Mix dilakukan dengan mencampurkan dua atau
lebih pestisida dari jenis yang sama
atau dari jenis yang berbeda, misalnya insektisida dicampur dengan insektisida
atau fungisida dicampur dengan fungisida, namun ada perbedaannya dari segi
lain. Perbedaanya bisa dari segi : kategori bahan aktifnya ( apakah termasuk
pestisida kimia, alami, atau hayati), perbedaan bahan aktifnya, perbedaan cara
kerjanya, perbedaan merk dagannya, atau perbedaan dari segi target hamanya.
Tank-mix dimaksudkan untuk memperluas spektrum target hama. kehadiran hama dan penyakit yang menyerang suatu tanaman biasanya bersamaan, jadi lebih efisien jika penyemprotan dilakukan sekaligus dengan mencampur beberapa jenis pestisida yang mempunyai sasaran yang berbeda-beda. Bila pencampuran tersebut hasilnya sesuai yang diharapkan (setiap jenis pestisida yang dicampur bekerja efektif sesui fungsinya), dan tidak ada efek negatif yang muncul (misalnya: dapat merusak tanaman atau terjadi rekasi kimia yang membahayakan ) inilah yang disebut dengan Chemical Compatibility. Bisa jadi ada kemungkinan terjadi "letupan-letupan" pada saat pencampuran yang membahayakan pengguna. Namun, jika kondisi sebaliknya maka disebut Chemical Incompatibility.
Tank-mix dimaksudkan untuk memperluas spektrum target hama. kehadiran hama dan penyakit yang menyerang suatu tanaman biasanya bersamaan, jadi lebih efisien jika penyemprotan dilakukan sekaligus dengan mencampur beberapa jenis pestisida yang mempunyai sasaran yang berbeda-beda. Bila pencampuran tersebut hasilnya sesuai yang diharapkan (setiap jenis pestisida yang dicampur bekerja efektif sesui fungsinya), dan tidak ada efek negatif yang muncul (misalnya: dapat merusak tanaman atau terjadi rekasi kimia yang membahayakan ) inilah yang disebut dengan Chemical Compatibility. Bisa jadi ada kemungkinan terjadi "letupan-letupan" pada saat pencampuran yang membahayakan pengguna. Namun, jika kondisi sebaliknya maka disebut Chemical Incompatibility.
Beberapa jenis pestisida secara
fisik tidak dapat dicampur, mungkin bisa jadi terbentuknya endapan, terjadi
penggumpalan, terbentuknya busa yang berlebihan, atau mungkin ada lapisan
pemisah sehingga larutan tidak tercampur secara sempurna. Bila hal-hal semacam
ini terjadi sehingga larutan semprot sulit diaplikasikan, maka dikatakan Physical Incompatibility. Sebaliknya,
bila tidak terjadi “hal-hal aneh”, maka dikatakan Physical Compatibility. Physical Incompatibility dapat
diminimalisir dengan tata cara pencampuran yang benar atau ditambahkan bahan
meng-emulsi/adjuvant yang cocok.
Tata Cara
Tank-Mix
Supaya hasilnya optimal, ada
anjuran umum yang perlu diperhatikan dalam melakukan Tank-Mix, yaitu :
1. Jangan mencampur pestisida langsung dalam tangki sprayer.
2. Jangan mencampur pestisida langsung dalam kaleng/ kemasannya tanpa
mengencerkannya terlebih dahulu dengan air
atau istilahnya “mengoplos” . Hal ini dilakukan dengan alasan supaya
lebih praktis saat dibawa atau untuk merahasiakan “oplosan” tersebut kepada petani
lain.
3. Lakukan pencampuran pestisida dalam wadah (ember) terlebih dahulu yang
berisi air. Setelah tercampur dalam ember baru masukkan dalam dalam tangki
sprayer.
4. Jangan mencampur 2 pestisisida atau lebih dalam satu golongan, sebagai
contoh: Piretroid sintetik dengan piretroid sintetik atau karbamat dengan
karbamat.
5. Jangan mencampur 2 pestisida atau lebih yang mempunyai cara kerja sama,
sebagai contoh: Racun pernafasan dengan racun pernafasan, kontak dengan kontak
atau sistemik dengan sistemik.
6. Kalau ingin mencampur pestisida sebaiknya lakukan pencampuran pestisida
yang bersifat kontak dengan pestisida yang bersifat sistemik. Jika ingin
mengendalikan penyakit pada suatu tanaman dan terpaksa harus mencampur
fungisidanya pilih yang bersifat kontak dan yang bersifat sistemik. Fungisida
kontak biasanya bersepektrum luas dan biasanya hanya bersifat mencegah/
melindungi atau protektif karena fungisida ini multi-site inhibitor
sedang fungisida sistemik biasanya bersepektrum sempit dan bersifat eradikatif
atau mengobati karena fungisida ini mempunyai cara kerja mono-site inhibitor
7. Urutkan mencampur pestisida sesuai dengan formulasinya. Mulailah
dengan pestisida yang tidak mudah larut berbentuk tepung atau butiran berformulasi
WDG, WP, aduk hingga larut sempurna. Diikuti yang berbentuk cairan kental
berformulasi SC. Kemudian yang berbentuk cairan berformulasi
EC, baru masukkan PPC atau pupuk daun jika menggunakan pupuk daun dan aduk
dulu sampai tercampur. Yang terakhir baru masukkan produk perekat.
8. Jangan menggunakan campuran pestisida yang larutannya menggumpal dan atau
mengendap (terjadi Physical
Incompatibility). Biasanya campuran pestisida
yang mengendap atau menggumpal jika diaplikasi ke tanaman akan bisa merusak
tanaman atau terkadang tidak berfungsi sama sekali.
9. Pencampuran insektisida golongan piretroid sintetik dengan insektisida
golongan organophospat akan meningkatkan efikasinya, ibaratnya 1 + 1 = 3. Tapi
jangan mencampur insektisida golongan organophospat dengan golongan karbamat
karena akan menurunkan efikasinya ( 1 + 1 = 1).
10. Gunakan larutan
campuran pestisida hingga habis, jangan disimpan yang kemungkinan akan terjadi
reaksi kimia selama penyimpanan.
Golongan
piretroid diantaranya adalah pestisida dengan bahan aktif sipermetrin,
sedangkan golongan organophospat diantaranya adalah klorpirifos.
Pestisida Golongan Organophospat dan Golongan Piretroid
Jadi, dalam
pencampuran pestisida yang jadi pertimbangan adalah Compatibility / “Kecocokan”. Dan
kecocokan yang mudah dikenali adalah Physical
Compatibility. Bila terjadi Physical
Incompatibility, jadikan hal itu sebagai pengalaman dan ganti dengan produk
lainnya.
Itulah mengapa
Penulis tidak menganjurkan “mengoplos”, jika terjadi Physical Incompatibility produk tersebut tidak bisa digunakan lagi,
tapi jika dengan cara Tank-mix masih ada sisa produk yang belum dicampur yang
masih bisa digunakan lagi.
Boleh kah
mencampur pupuk cair dengan pestisida..?
Kalau jenisnya
adalah Pupuk cair hayati biasanya sudah tertera larangan untuk mencampur dengan
pestisida kimia.
Kalo mencamput curacron + dursban + abamektin... gimana pak, boleh/efektif apa ndak...?
ReplyDeleteKl mencapur herbisida dengan poc atau pestisida bgmn?
ReplyDeleteKl mencapur herbisida dengan poc atau pestisida bgmn?
ReplyDeleteKalau mencampur antracol dengan marshal gimana pak
ReplyDeleteKalau green tonek campur zpt gebgro boleh ga.
ReplyDeleteKalau zpt + pungisida aman nggak?
ReplyDeleteApakah jenis pestisida berbahan aktif karbosulfan bisa di campur dgn fungisida WP atau dgn pupuk daun yg berbentuk kristal sejenis MKP atau sejenisnya?
ReplyDeleteApakah jenis pestisida berbahan aktif karbosulfan bisa di campur dgn fungisida WP atau dgn pupuk daun yg berbentuk kristal sejenis MKP atau sejenisnya?
ReplyDeleteSaya sering mencapur insek dan fungisida tapi bahan aktif ngak sama ,,,permetrin,,metomil,,propinep,,gimn pendapat bapak
ReplyDeleteituBola - Situs Judi Bola Online | Sportsbook Terlengkap & Terpercaya
ReplyDeleteSitus Judi Online Sportsbook Terpercaya, Terbaik serta Berlisensi di Indonesia. Menyediakan berbagai macam permainan Sportsbook Terlengkap.
Cukup 1 User id untuk bermain semua taruhan Permainan Meliputi :
- Sportsbook Terlengkap
• Sepak Bola
• BasketBall
• Esports
• Dan Lainnya
Menang Lebih Mudah Disini Serta Dapatkan Juga :
=> Bonus Cashback 5% (Yang dibagikan setiap Hari Seninnya).
=> Pelayanan Terbaik Dengan Customer Service 24 Jam Nonstop.
Deposit Bisa Melalui :
=> Via Bank Lokal Indonesia.
=> Via OVO, GOPAY, PULSA Telkomsel & XL/Axis Atau E-Payment Lainnya.
• Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw 50,000
• Proses Deposit & Withdraw Tercepat
Untuk Pendaftaran Hubungi Kontak Kami:
- LINE : itubola757
- WHATSAPP : +85517696120
- LIVE CHAT : ituBola
Apa boleh pungisida explore dicampur dgn pupuk pransang Mkp pak tani
ReplyDelete