Laman

Wednesday, June 8, 2011

Herbisida: Golongan Pestisida untuk mengendalikan Gulma


Dalam klasifikasi pestisida, Herbisida merupakan salah satu jenis produk pestisida yang berfungsi untuk mengendalikan gulma. Pengertian gulma dapat didefinisikan sebagai semua jenis tumbuhan yang dianggap mengganggu atau  merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya. Kepentingan manusia ini sangat beragam, bisa ditinjau baik dari segi ekonomi, estetika, kesehatan, maupun lingkungan. Dengan demikian ,masalah gulma tidak hanya ditemui pada usaha budidaya tanaman, tetapi juga pada aspek kehidupan lainnya seperti pemukiman, kebersihan jalan raya, tempat-tempat  olahraga, dan lain-lain.
 Gulma di areal persawahan
Herbisida adalah bahan kimia atau kultur hayati yang dapat menghambat  pertumbuhan atau mematikan tumbuhan. Herbisida dapat mempengaruhi satu atau lebih proses-proses yang  dilakukan oleh tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya seperti pembelahan sel, perkembangan jaringan, fotosintesis, respirasi dan sebagainya. Bahan baku herbisida dapat berasal dari senyawa kimia baik organik maupun anorganik atau berasal dari metabolit, hasil ekstraksi, atau bagian dari suatu organisme.
Dalam sejarah, bahan kimia anorganik pertama yang digunakan sebagai herbisida adalah garam tembaga, yang digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar. Besi sulfat digunakan sebagai herbisida sejak tahun 1901, yang dapat memberantas gulma berdaun lebar, tetapi tidak mematikan tanaman biji-bijian dari famili Gramineae. Beberapa senyawa kimia anorganik lainnya yang sejak dulu digunakan adalah garam dapur, sodium nitrat, amonium sulfat, sulfat tembaga dan asam sulfat. Namun, semua bahan kimia tersebut tidak hanya mematikan gulma, tetapi juga mematikan tanaman utamanya yang dibudidayakan.
Sejarah herbisida modern dimulai dengan diketemukannya senyawa 2,4 –diklorofenoksi asam asetat (lebih dikenal dengan nama 2,4-D). Penggunaan 2,4-D sebagai herbisida pertama kali dilaporkan oleh Marth dan Mitchell pada tahun 1944 untuk mengendalikan gulma di lapangan rumput. Dalam takaran yang sangat rendah, senyawa ini berfungsi sebagai hormon untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Dalam takaran yang lebih tinggi, senyawa ini mampu membunuh beberapa jenis gulma dari golongan tumbuhan berdaun lebar. herbisida ini tidak merugikan tumbuhan dari famili Gramineae sehingga bersifat selektif terhadap tanaman pokok yang berasal dari famili Gramineae.
Karena herbisida tersebut  bersifat efektif dan praktis, selektif serta sistemik, maka dengan cepat petani menerimanya sebagai sarana pengendali gulma. Pada masa itu, industriawan tertarik untuk mengembangkannya menjadi produk massal karena melihat efektivitas dan potensi ekonomi penggunaan herbisida tersebut. Para ilmuwan juga mulai aktif melakukan penelitian-penelitian pengembahan senyawa-senyawa baru untuk dijadikan herbisida untuk mengendalikan gulma secara kimiawi. Hingga sekarang beraneka macam produk herbisida beredar dipasaran,  dan tahun 1940 dinyatakan sebagai tonggak perkembangan herbisida modern pada saat ditemukanannya senyawa 2,4-D.
Salah satu merk dagang herbisida berbahan aktif 2,4-D.
Bagaimana Pendapat Anda...???
Semoga Bermanfaat...!!!!


No comments:

Post a Comment

Bagaimana Pendapat Anda...??????