Bila Anda akan bercocok tanam, dengan cara hidroponik, dalam pot ataupun di lahan, Anda harus mempersiapkan tempat yang akan digunakan untuk menanam bakal tanaman berupa benih atau bibit. Tempat tersebut disebut media tanam. Agar tanaman dapat tumbuh sesuai harapan Anda, mempersiapkan media tanam merupakan salah satu langkah awal yang penting diperhatikan.
Bagaimana mempersiapkan media tanam
agar diperoleh struktur dan komposisi yang paling optimum untuk pertumbuhan
tanaman Anda..... ???
Ikuti penjelasannya ....
A. Fungsi Media Tanam
Media tanam berfungsi sebagai :
1. Media untuk menumbuhkan tanaman
2. Tempat akar tumbuh dan berkembang
3. Tempat berpegangnya akar agar tajuk
tanaman dapat berdiri kokoh diatas media tersebut
4. Sarana untuk menghidupi tanaman,
dimana tanaman mendapatkan air, udara dan makanan yang diperlukan untuk
pertumbuhannya dengan cara menyerap unsur-unsur hara yang terkandung di dalam
media tanam.
B. Syarat Media Tanam yang Baik
Secara umum, media tanam yang baik
adalah apabila dapat memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Bersifat fisik yang remah
Media yang remah mempunyai rongga-rongga
atau pori-pori di dalamnya, tidak padat secara keseluruhan. Sifat tersebut
sangat bermanfaat karena mudah ditembus oleh akar, dapat membuang air yang
berlebihan ( drainase-nya lancar ) dan memungkinkan berlangsungnya pertukaran
udara di dalam media dengan udara bebas ( aerasi-nya baik ). Tepat di belakang
jaringan meristem/titik tumbuh di ujung akar, terdapat banyak rambut akar yang
perperan menyerap unsur-unsur hara. Pertumbuhan ujung akar yang cepat
menyebabkan rambut akar akan bertambah banyak, sehingga penyerapan unsur hara
tetap baik dan efisien. Pertumbuhan ujung akar tersebut memerlukan ruang yang
semakin lama semakin banyak, karena akar akan bercabang-cabang. Oleh karena
itu, keremahan media diusahakan selama mungkin.
Air yang masuk ke dalam media tanam
secara berlebihan, misalnya dari air penyiraman atau air hujan, harus dapat
meresap dan terbuang. Jika tidak terbuang, maka terjadi perendaman akar, yang
berpengaruh buruk bagi tanaman.
Media tanam yang remah akan
menyediakan oksigen bagi akar. Oksigen berasal dari udara yang mengisi
pori-pori media. Oksigen sangat diperlukan oleh akar untuk pertumbuhannya.
2.
Kandungan hara
Kandungan hara yang banyak bukanlah
syarat mutlak untuk media tanam, karena unsur hara bagi pertumbuhan tanaman
dapat diperoleh kapan saja dengan pemberian pupuk. Jika kandungan unsur hara
dalam media tanam sudah tinggi, pemberian pupuk tidak lagi diperlukan atau
pemberiannya ditunda setelah hara dalam media berkurang. Ketersediaan hara
dalam media bisa dikenali dari gejala-gejala pada tanaman. Namun perlu kejelian
untuk menilai gejala tersebut, apakah karena kekurangan unsur hara atau
diakibatkan oleh faktor lain.
3.
Tidak mengandung bahan yang beracun (Toksik)
Ada bahan yang mengandung zat
tertentu yang jika bahan tersebut digunakan sebagai media/campuran media tanam
akan menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk menghindari hal itu, maka biasanya
bahan tersebut diberi perlakuan suhu misalnya di-steam. Di lahan-lahan
pertanian jarang terjadi keracunan tanaman akibat zat-zat kimia, kecuali ada
limbah-limbah industri yang mencemari lahan tersebut.
4.
Tingkat keasaman pH yang baik
pH media berpengaruh terhadap
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Media tanam dengan pH yang tinggi dapat
diturunkan dengan perlakuan bahan asam kuat, jika pH terlalu rendah dapat
diubah dengan perlakuan bahan alkalis (basa) kuat. Tingkat keasaman media yang
baik berkisar pada angka 7 (pH netral).
5.
Tidak mengandung hama dan penyakit
Untuk memastikan media tanam tidak
mengandung hama & penyakit, bisa dilakukan sterilisasi.
6.
Memiliki daya memegang air yang cukup
Media tanam yang mempunyai daya
ikat/memegang air yang cukup baik, berarti dari sekali penyiraman, airnya bisa
dimanfaatkan oleh tanaman selama beberapa hari dan kelembaban media akan stabil
dalam jangka waktu yang cukup lama, namun airnya tidak menggenang berlebihan
dalam media.
7.
Memiliki daya penyangga
Daya penyangga yang dimaksud adalah
kemampuan media untuk menyerap hara dan kemudian melepaskannya sedikit demi
sedikit. Bahan organik merupakan bahan media yang memiliki sifat tersebut dan
juga memiliki daya memegang air yang cukup baik.
8.
Mudah sulitnya pelapukan bahan
Bahan yang tidak mudah lapuk tidak
memerlukan penambahan atau penggantian yang terlampau sering. Di sisi lain,
bahan yang tidak mudah lapuk tidak mempunyai unsur hara yang berasal dari
pelapukan tersebut.
9.
Murah, mudah didapat dan berbobot ringan
Dari segi bisnis untuk usaha yang
berskala besar, harga yang murah dan kemudahan mendapatkan media tanam tersebut
sangat menunjang kelancaran usaha. Media tanam yang ringan berkaitan dengan
kemudahan dalam hal transportasi atau jika sistem pertanaman dengan menggunakan
sistem rak bersusun.
C. Bahan-Bahan untuk Media Tanam
Jika Anda bercocok tanam di lahan,
tentu media tanamnya adalah hamparan tanah di lahan tersebut. Supaya lahan
tersebut memenuhi kriteria media tanam yang ideal sebagaimana dijelaskan
diatas, maka sebelum tanam dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu dengan
cara dicangkul atau dibajak agar tanah menjadi remah, kemudian lahan dibersihkan dari gulma, diberi
kapur dolomit untuk menetralkan pH tanah, ditaburi kompos sebagai pupuk dasar.
Jika Anda ingin bercocok tanam
menggunakan wadah/POT, pada prinsipnya sama seperti bercocok tanam di lahan.
Terlebih dahulu Anda mempersiapkan media tanam yang ideal. Media tanam yang utama
dan paling umum digunakan adalah tanah. Karena Tanah mudah didapatkan
dimanapun, secara mudah dan murah. Tanah yang digunakan hendaknya tanah dari
lapisan atas karena banyak mengandung bahan-bahan organik dan usur-unsur hara.
Supaya memenuhi kriteria media tanam yang ideal sebagaimana dijelaskan diatas,
maka tanah tersebut perlu dimodifikasi dicampur dengan bahan lain.
Namun jika Anda ingin bercocok tanam
secara hidroponik, media tanah tidak digunakan, diganti dengan media tanam lain
disesuaikan dengan sistem hidroponik
yang akan diterapkan.
Berikut ini adalah bahan-bahan yang
biasa digunakan sebagai media tanam untuk campuran media tanah untuk menanam tanaman
buah dalam wadah/POT. Untuk mendapatkan media tanam yang baik, pemahaman
mengenai karakteristik setiap bahan tersebut harus diketahui.
Berdasarkan asal bahan penyusunnya,
secara garis besar media tanam terbagi
menjadi dua, yaitu media tanam organik dan
anorganik.
1.
Sekam Padi
Saya yakin Anda sudah tahu sekam padi, kalau belum datang ke tempat penggilingan padi.
Sekam padi adalah kulit biji padi yang sudah digiling. Sebagai media tanam, sekam padi berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase media tanam menjadi lebih baik. Kelebihan sekam mentah yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, mengandung banyak unsur silikat yang berpengaruh baik dalam penguatan sel dan jaringan tanaman, tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna.
Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara, berpotensi tumbuhnya gulma berupa anak-semai padi, dan membawa hama kutu yang seringkali mengganggu pertumbuhan tanaman. Sekam mentah yang berasal dari kulit padi, menjadi pilihan banyak pedagang tanaman hias karena harganya yang murah dan ringan.
Sekam padi adalah kulit biji padi yang sudah digiling. Sebagai media tanam, sekam padi berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase media tanam menjadi lebih baik. Kelebihan sekam mentah yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, mengandung banyak unsur silikat yang berpengaruh baik dalam penguatan sel dan jaringan tanaman, tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna.
Namun, sekam padi mentah cenderung miskin akan unsur hara, berpotensi tumbuhnya gulma berupa anak-semai padi, dan membawa hama kutu yang seringkali mengganggu pertumbuhan tanaman. Sekam mentah yang berasal dari kulit padi, menjadi pilihan banyak pedagang tanaman hias karena harganya yang murah dan ringan.
2.
Arang Sekam Padi
Arang sekam diperoleh dari pembakaran tidak sempurna sekam mentah. Bedakan arang sekam dengan abu sekam. Abu sekam tidak baik digunakan sebagai media tanam. Kalau arang sekam berwarna hitam.
Berdasarkan analisis Japanese Society for Examining Fertilizer and Fodders, komposisi arang sekam paling banyak mengandung SiO2 yaitu 52 % dan unsur C sebanyak 31 %. Komposisi lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang sangat kecil, juga mengandung bahan-bahan organik, arang sekam mengandung N 0,32 %, P 0,15 %, K 0,3 1, Ca 0,96 %, Fe 180 ppm, Mn 80,4 ppm, Zn 14,10 ppm dan pH 6,8. Karakteristik lain dari arang sekam adalah ringan (Berat Jenis 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi.
pH sekam bakar antara 8.5 - 9. pH yang tinggi ini dapat digunakan untuk
meningkatkan pH tanah asam.
Cara membuat arang sekam, Anda bisa lihat di Link ini
Cara membuat arang sekam, Anda bisa lihat di Link ini
Arang dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase media tanam menjadi lebih baik. Penggunaan arang sekam untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, arang sekam juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Namun, arang sekam cenderung mudah lapuk.
3.
Pupuk Kandang
Pupuk organik yang berasal dari
kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang
lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang
cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Selain itu, pupuk kandang memiliki
kandungan mikroorganisme yang mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna
tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi kandungan unsur hara pupuk
kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur
hewan, jenis makanan, dan cara penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media
tanam. Pupuk kandang yang akan digunakan sebagai media tanam harus yang sudah
matang dan steril. Hal itu ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat dan
tidak berbau kotoran. Pemilihan pupuk kandang yang sudah matang bertujuan untuk
mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang dapat merusak tanaman.
4.
Kompos
Kompos merupakan media tanam organik
yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik,
seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan
kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan
tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis.
Kandungan bahan organik yang tinggi
dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal
tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil
conditioner dan soil ameliorator.
Soil condotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, sedangkan
soil ameliorator berfungsi dalam memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.
Kompos yang baik untuk digunakan
sebagai media tanam yaitu yang telah mengalami pelapukan secara sempurna,
ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan),
tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.
Kualitas kompos tergantung pada
bahan dasar yang digunakan dan cara pengomposan. Salah satu kunci agar didapat
kompos yang berkualitas baik adalah cara merangsang dan mengembangkan
bakteri-bakteri pembusuk karena terjadinya proses pengomposan disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme. Pengomposan juga dimaksudkan untuk menurunkan kadar
karbon terhadap nitrogen atau C/N ratio.
5.
Humus
Humus hampir serupa dengan kompos. Bahan dasar humus berupa sisa tanaman yang telah mengalami dekomposisi secara alami di dalam tanah oleh mikroorganisme pengurai. Proses dekomposisi ini hanya terdapat dalam ekosistem hutan pada lapisan tanah paling atas. Oleh sebab itu, humus merupakan pupuk organik yang termasuk langka dan harganya relatif mahal. Karena tingkat pelapukannya sudah lanjut, maka rasio C/N-nya kecil sehingga sangat baik untuk tanaman.
6. Sabut Kelapa
Sabut
kelapa merupakan bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa. Komposisi
kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas,
arang, ter, tannin, dan potassium.
Produk
primer dari pengolahan sabut kelapa terdiri atas serat (serat panjang), bristle
(serat halus dan pendek), dan debu sabut. Debu sabut dapat diproses jadi kompos
dan cocopeat, dan particle board/hardboard.Cocopeat digunakan sebagai
substitusi gambut alam untuk industri bunga dan pelapis lapangan golf. Pemanfaatan
lain sabut kelapa adalah sebagai coco peat yaitu sabut kelapa yang diolah
menjadi butiran-butiran gabus sabut kelapa. Coco peat dapat menahan kandungan
air dan unsur kimia pupuk serta dapat menetralkan keasaman tanah. Karena sifat
tersebut, sehingga coco peat dapat digunakan sebagai media yang baik untuk
pertumbuhan tanaman.
Cocopeat
diolah dari sabut kelapa. Sebelum diolah, sabut kelapa direndam selama 6 bulan
untuk menghilangkan senyawa-senyawa kimia yang dapat merugikan tanaman seperti
tanin. Senyawa itu dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Setelah dikeringkan,
sabut kelapa itu dimasukkan ke dalam mesin untuk memisahkan serat dan jaringan
empulur. Hasil penelitian Dr Geoff Creswell, dari Creswell Horticultural
Service, Australia, media tanam cocopeat sanggup menahan air hingga 73%. Dari
41 ml air yang dialirkan melewati lapisan cocopeat, yang terbuang hanya 11 ml.
Jumlah itu jauh lebih tinggi daripada sphagnum moss yang hanya 41%. Secara
umum, derajat keasaman media cocopeat 5,8-6.
Karena kemampuan cocopeat menahan
air cukup tinggi, hindari pemberian air berlebih. Pada beberapa jenis tanaman,
media terlalu lembap dapat menyebabkan busuk akar. Oleh sebab itu,penggunaan cocopeat
perlu dicampur dengan bahan lain yang daya ikat airnya tidak begitu tinggi
seperti pasir atau arang sekam.
Kandungan klor/Cl pada cocopeat cenderung tinggi.
Bila klor bereaksi dengan air, ia akan membentuk asam klorida. Akibatnya,
kondisi media menjadi asam. Sedangkan tanaman umumnya menghendaki kondisi
netral. Sydney Environmental and Soil Laboratory, Australia, mensyaratkan kadar
klor pada cocopeat tidak boleh lebih dari 200 mg/l. Oleh sebab itu, pencucian
bahan baku cocopeat sangat penting. Untuk antisipasi, setiap kali membeli
cocopeat, rendam hingga selama tiga hari sebelum digunakan. Air rendaman
diganti setiap hari.
Hanya
saja unsur hara tanah tidak tersedia dalam cocopeat untuk itu pupuk masih
sangat dibutuhkan.
Kekurangan
cocopeat adalah banyak mengandung zat Tanin. Zat Tanin diketahui sebagai zat
yang menghambat pertumbuhan tanaman. Untuk menghilangkan zat Tanin yang
berlebihan, maka bisa dilakukan dengan cara merendam cocopeat di dalam air
bersih selama beberapa jam, lalu diaduk.
Dengan menggunakan cocopeat sebagai media tanam penyiraman dapat dilakukan
dengan lebih jarang. Penyiraman dilakukan setelah media kering.
7.
Pasir
Pasir dapat digunakan sebagai media untuk
penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang
tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit
tanaman yang sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot
pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Keunggulan media
tanam pasir adalah dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.
Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam. Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang ber-salinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis). Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir perlu pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal. Penggunaan pasir sebagai media tanam harus dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik atau bahan organik .
Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam. Pasir pantai atau semua pasir yang berasal dari daerah yang ber-salinitas tinggi merupakan jenis pasir yang harus dihindari untuk digunakan sebagai media tanam, kendati pasir tersebut sudah dicuci terlebih dahulu. Kadar garam yang tinggi pada media tanam dapat menyebabkan tanaman menjadi merana. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan (nekrosis). Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir perlu pengairan dan pemupukan yang lebih intensif. Hal tersebut yang menyebabkan pasir jarang digunakan sebagai media tanam secara tunggal. Penggunaan pasir sebagai media tanam harus dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik atau bahan organik .
No
|
Bahan
Media Tanam
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1
|
Sekam Padi
|
Ø Bobot ringan
Ø Murah & mudah diperoleh
Ø Tidak mudah lapuk
Ø Dapat meningkatkan drainase
dan aerasi media tanam
|
Ø Potensi menimbulkan
gulma/hama
Ø Miskin unsur hara
|
2
|
Arang Sekam
|
Ø Bobotnya ringan
Ø Dapat meningkatkan drainase
dan aerasi media tanam
Ø Sudah steril
|
Ø Mudah lapuk
Ø Miskin unsur hara
|
3
|
Pupuk Kandang
|
Ø Mengandung unsur hara
Ø Dapat memperbaiki kualitas
tanah secara fisik, kimia,biologi
|
Ø Bobotnya berat
Ø Potensi menimbulkan gulma
Ø Kualitasnya bervariatif
|
4
|
Kompos
|
Ø Mengandung unsur hara
Ø Dapat memperbaiki kualitas tanah
secara fisik, kimia,biologi
|
Ø Bobotnya berat
Ø Kualitasnya bervariatif
|
5
|
Humus
|
Ø Mengandung unsur hara yang
lengkap
Ø Dapat memperbaiki kualitas
tanah secara fisik, kimia,biologi
|
Ø Harga mahal
Ø Susah diperoleh
|
6
|
Serbuk
Sabut Kelapa
|
Ø Bobot ringan
Ø Tidak mudah lapuk
Ø Daya ikat dan daya simpan air tinggi
|
Ø Kemungkinan masihmengandung racun/zat tanin
Ø Kandungan unsur hara rendah
|
7
|
Pasir
|
Ø Mudah didapat
Ø Meningkatkan porositas
media tanam
|
Ø Bobotnya berat
Ø Miskin unsur hara
|
A. Media Tanam Tanaman Buah dalam POT ( TaBuLamPOT )
Media tanam adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan penanaman tanaman buah dalam pot, karena media jumlahnya dibatasi oleh volume pot, sehingga komposisi yang tepat akan membuat perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam terbuat dari campuran berbagai bahan untuk memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.
Apapun jenis tanah mineral yang ada di sekitar kita, bisa digunakan sebagai bagian dari media tanam, dengan catatan bahwa tanah yang akan digunakan adalah tanah murni, bukan tanah campuran bekas bongkaran bangunan, bukan tanah yang tercemar limbah beracun, bukan tanah dengan kadar garam tinggi, dan sebagainya. Karakteristik tanah berbeda-beda di setiap tempat, begitu pula kesuburannya. Oleh karena itu, untuk dapat menentukan komposisi media tanam yang baik, Anda harus mengetahui karakteristik tanah yang Anda gunakan. Dalam ilmu tanah, para ahli telah menyusun sistem klasifikasi tanah berdasarkan sudut pandang tertentu.
Tanah terdiri dari 4 penyusun utama, yaitu :
1. sangat kasar (berupa batu/kerikil)
2. kasar (berupa pasir)
3. halus (berupa debu)
4. sangat halus ( berupa lempung)
Perbandingan kandungan partikel-partikel tanah berupa lempung, debu dan pasir dalam suatu massa tanah disebut tekstur tanah. Berkaitan dengan hal ini terdapat sebutan tanah ringan dan tanah berat. Tanah bertekstur halus, dapat menyerap air dalam jumlah banyak, bersifat plastis, lengket sehingga sukar diolah disebut tanah berat atau tanah dengan kandungan lempung tinggi. Sedangkan tanah bertekstur kasar atau berpasir tinggi cenderung mudah lepas dan mudah diolah, sehingga disebut tanah ringan. Setelah Anda mengetahui karakteristik tanah dan bahan-bahan media tanam lain yang akan digunakan, kemudian Anda tinggal memilih bahan-bahan lain yang mudah didapat disekitar Anda dan murah harganya. Campur bahan-bahan tersebut dengan komposisi tertentu agar sesuai dengan kriteria sebagaimana dijelaskan diatas. Sebelum dicampur bahan lain, sebaiknya tanah disaring dengan menggunakan ayakan berdiameter 0,5 cm untuk mendapatkan butiran tanah yang homogen dan bebas dari campuran batu, kerikil, maupun partikel bukan tanah lainnya.
Anjuran secara umum untuk semua jenis tanaman buah, pembuatan media tanam untuk tabulampot adalah sebagai berikut :
1. Jika tanah yang digunakan tergolong tanah berat dengan kandungan fraksi lempung yang tinggi sehingga bersifat sangat liat, maka anjuran komposisi media tanamnya adalah 1 bagian tanah dicampur dengan 1 bagian pupuk kandang (sapi/kambing/kerbau/kelinci) dan 3 bagian sekam segar atau sekam bakar atau kombinasi sekam segar dan sekam bakar.
Jangan menggunakan abu sekam untuk campuran media tanam karena dalam kondisi jenuh air, kombinasi tanah berat dengan abu sekam akan menghasilkan efek melumpur (seperti lumpur) yang justru mengganggu drainase dan aerasi dalam media tanam. Tanah jenis ini tergolong tanah yang miskin pori-pori, baik pori makro maupun pori mikro, dan karena kandungan fraksi lempungnya yang tinggi, maka kemampuan ikat airnya sangat tinggi, dengan kata lain, tanah mampu menyimpan air dengan sangat baik namun dengan drainase yang buruk. Dalam kondisi seperti ini, pertumbuhan akar akan terhambat akibat adanya penggenangan air dalam tanah. Penambahan pupuk organik bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar tanah menjadi lebih remah (crumb) dan akar bisa tumbuh dengan leluasa, sementara penambahan sekam padi bertujuan untuk memperbaiki porositas tanah, menambah jumlah pori makro untuk meneruskan kelebihan air dalam tanah (fungsi pengatusan air) serta menambah jumlah pori mikro untuk menyimpan oksigen (fungsi aerasi atau fungsi pernafasan bagi akar).
2. Tanah-tanah sedang dengan komposisi fraksi lempung, debu, dan pasir yang seimbang, umumnya relatif ideal dijadikan media tanam tabulampot, namun tetap perlu dimodifikasi agar menjadi lebih ideal. Ideal untuk pertumbuhan akar di bagian bawah serta manifestasi pertumbuhan tanaman yang sehat di bagian atas. Campurkan merata 1 bagian tanah sedang , dengan 0,5 hingga 1 bagian pupuk kandang, dan 1 atau 2 bagian sekam, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang berbeda antar tanaman yang satu dengan tanaman lainnya.
3. Tanah dengan fraksi pasir yang dominan, digolongkan sebagai tanah ringan karena mudah diolah, baik dalam keadaan basah apalagi dalam keadaan kering. Tanah jenis ini umumnya terdapat di daerah di sekitar gunung berapi yang masih aktif, biasanya miskin akan kandungan bahan organik, strukturnya sangat remah cenderung rapuh, komposisi pori makro yang sangat tinggi dibanding jumlah pori mikronya, sangat mudah meneruskan kelebihan air, dan miskin kandungan unsur hara nitrogen. Karenanya, jika dibuat sebagai media tanam tabulampot, tanah jenis ini harus diperbaiki sifat-sifat fisikanya, sifat kimianya dan sifat biologinya dengan mencampurkan 1 bagian tanah dengan 2 bagian pupuk kandang, dan 1 bagian sekam, atau tergantung kebutuhan dilihat dari sumber tanahnya, apakah tanah diperoleh dari daerah yang tergolong subur atau kurang subur.
Media tanam adalah salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan penanaman tanaman buah dalam pot, karena media jumlahnya dibatasi oleh volume pot, sehingga komposisi yang tepat akan membuat perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media tanam terbuat dari campuran berbagai bahan untuk memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.
Apapun jenis tanah mineral yang ada di sekitar kita, bisa digunakan sebagai bagian dari media tanam, dengan catatan bahwa tanah yang akan digunakan adalah tanah murni, bukan tanah campuran bekas bongkaran bangunan, bukan tanah yang tercemar limbah beracun, bukan tanah dengan kadar garam tinggi, dan sebagainya. Karakteristik tanah berbeda-beda di setiap tempat, begitu pula kesuburannya. Oleh karena itu, untuk dapat menentukan komposisi media tanam yang baik, Anda harus mengetahui karakteristik tanah yang Anda gunakan. Dalam ilmu tanah, para ahli telah menyusun sistem klasifikasi tanah berdasarkan sudut pandang tertentu.
Tanah terdiri dari 4 penyusun utama, yaitu :
1. Bahan mineral
2. Bahan organik
3. Air
4. Udara
Bahan mineral merupakan hasil pelapukan dari
batu-batuan di dalam bumi. Bahan mineral mempunyai berbagai ukuran, yaitu : 1. sangat kasar (berupa batu/kerikil)
2. kasar (berupa pasir)
3. halus (berupa debu)
4. sangat halus ( berupa lempung)
Perbandingan kandungan partikel-partikel tanah berupa lempung, debu dan pasir dalam suatu massa tanah disebut tekstur tanah. Berkaitan dengan hal ini terdapat sebutan tanah ringan dan tanah berat. Tanah bertekstur halus, dapat menyerap air dalam jumlah banyak, bersifat plastis, lengket sehingga sukar diolah disebut tanah berat atau tanah dengan kandungan lempung tinggi. Sedangkan tanah bertekstur kasar atau berpasir tinggi cenderung mudah lepas dan mudah diolah, sehingga disebut tanah ringan. Setelah Anda mengetahui karakteristik tanah dan bahan-bahan media tanam lain yang akan digunakan, kemudian Anda tinggal memilih bahan-bahan lain yang mudah didapat disekitar Anda dan murah harganya. Campur bahan-bahan tersebut dengan komposisi tertentu agar sesuai dengan kriteria sebagaimana dijelaskan diatas. Sebelum dicampur bahan lain, sebaiknya tanah disaring dengan menggunakan ayakan berdiameter 0,5 cm untuk mendapatkan butiran tanah yang homogen dan bebas dari campuran batu, kerikil, maupun partikel bukan tanah lainnya.
Anjuran secara umum untuk semua jenis tanaman buah, pembuatan media tanam untuk tabulampot adalah sebagai berikut :
1. Jika tanah yang digunakan tergolong tanah berat dengan kandungan fraksi lempung yang tinggi sehingga bersifat sangat liat, maka anjuran komposisi media tanamnya adalah 1 bagian tanah dicampur dengan 1 bagian pupuk kandang (sapi/kambing/kerbau/kelinci) dan 3 bagian sekam segar atau sekam bakar atau kombinasi sekam segar dan sekam bakar.
Jangan menggunakan abu sekam untuk campuran media tanam karena dalam kondisi jenuh air, kombinasi tanah berat dengan abu sekam akan menghasilkan efek melumpur (seperti lumpur) yang justru mengganggu drainase dan aerasi dalam media tanam. Tanah jenis ini tergolong tanah yang miskin pori-pori, baik pori makro maupun pori mikro, dan karena kandungan fraksi lempungnya yang tinggi, maka kemampuan ikat airnya sangat tinggi, dengan kata lain, tanah mampu menyimpan air dengan sangat baik namun dengan drainase yang buruk. Dalam kondisi seperti ini, pertumbuhan akar akan terhambat akibat adanya penggenangan air dalam tanah. Penambahan pupuk organik bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah agar tanah menjadi lebih remah (crumb) dan akar bisa tumbuh dengan leluasa, sementara penambahan sekam padi bertujuan untuk memperbaiki porositas tanah, menambah jumlah pori makro untuk meneruskan kelebihan air dalam tanah (fungsi pengatusan air) serta menambah jumlah pori mikro untuk menyimpan oksigen (fungsi aerasi atau fungsi pernafasan bagi akar).
2. Tanah-tanah sedang dengan komposisi fraksi lempung, debu, dan pasir yang seimbang, umumnya relatif ideal dijadikan media tanam tabulampot, namun tetap perlu dimodifikasi agar menjadi lebih ideal. Ideal untuk pertumbuhan akar di bagian bawah serta manifestasi pertumbuhan tanaman yang sehat di bagian atas. Campurkan merata 1 bagian tanah sedang , dengan 0,5 hingga 1 bagian pupuk kandang, dan 1 atau 2 bagian sekam, disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang berbeda antar tanaman yang satu dengan tanaman lainnya.
3. Tanah dengan fraksi pasir yang dominan, digolongkan sebagai tanah ringan karena mudah diolah, baik dalam keadaan basah apalagi dalam keadaan kering. Tanah jenis ini umumnya terdapat di daerah di sekitar gunung berapi yang masih aktif, biasanya miskin akan kandungan bahan organik, strukturnya sangat remah cenderung rapuh, komposisi pori makro yang sangat tinggi dibanding jumlah pori mikronya, sangat mudah meneruskan kelebihan air, dan miskin kandungan unsur hara nitrogen. Karenanya, jika dibuat sebagai media tanam tabulampot, tanah jenis ini harus diperbaiki sifat-sifat fisikanya, sifat kimianya dan sifat biologinya dengan mencampurkan 1 bagian tanah dengan 2 bagian pupuk kandang, dan 1 bagian sekam, atau tergantung kebutuhan dilihat dari sumber tanahnya, apakah tanah diperoleh dari daerah yang tergolong subur atau kurang subur.
Tekstur Tanah
|
Tanah
|
Pupuk Kandang
|
Sekam
|
Tanah
Berat |
1
|
1
|
3
|
Tanah Sedang
|
1
|
1
|
1
|
Tanah Ringan
|
1
|
2
|
1
|
Penambahan bahan organik seperti pupuk kandang sekaligus akan memperbaiki sifat fisika tanah (memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah), sifat kimia (menambah kandungan unsur hara organik makro dan mikro) serta memperbaiki sifat biologinya (meningkatkan jumlah dan jenis mikrobia tanah).
Ciri utama media tanam yang baik adalah tidak gampang memadat meski telah digunakan dalam kurun waktu cukup lama, dan media seperti ini hanya dapat diperoleh dengan cara memodifikasi media tanam dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita dan mudah untuk mendapatkannya.
Penggunaan pupuk kandang dan sekam padi sebagai campuran media tanah seperti dijelaskan di atas hanyalah sebagai contoh. Karena kedua bahan tersebut mudah di dapatkan, apalagi jika Anda tinggal di daerah pedesaan, mudah dijumpai tempat penggilingan padi dan peternakan hewan yang menjadi sumber pupuk kandang. Jika Anda tinggal di daerah perkotaan, Pupuk kandang bisa diganti dengan pupuk kompos, yang mudah di peroleh dengan membeli di tempat Penjual Bibit Tanaman yang pasti menyedaikannya. Sekam padi juga bisa diganti dengan pasir atau serbuk sabut kelapa. Jika Anda mau praktisnya, Anda tinggal membeli media tanam yang sudah jadi yang juga biasanya tersedia di tempat penjual bibit tanaman.
Untuk menguji kualitas media tanam yang telah Anda buat, khususnya kualitas fisiknya, lakukan tips berikut ini : ambil segenggam media tanam yang telah dibuat dan dalam keadaan lembab (sedikit basah), lalu kepal dengan kuat dalam genggaman tangan. Jika saat genggaman tangan dibuka dan gumpalan media tanam pecah (Jawa : ambyar), itu berarti komposisi media tanam telah ideal secara fisik. Namun jika saat genggaman tangan dibuka dan media tanam berada dalam kondisi menggumpal, berarti diperlukan penambahan sekam segar atau sekam basah dalam jumlah secukupnya agar komposisi ideal media tanam dapat terbentuk sebagaimana telah dicontohkan sebelumnya.
Penggunaan media tanam tabulampot dengan komposisi yang ideal akan sangat menunjang pertumbuhan akar menjadi lebih optimal, akar dapat tumbuh dengan leluasa karena mendapatkan suplai oksigen dan air dalam jumlah memadai, dan dalam kondisi pertumbuhan optimal tersebut, akar dapat menjalankan fungsinya untuk menyerap air dan hara-hara yang diperlukan dari dalam media tanam untuk disinergikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Mohon izin bertanya : yang dimaksud dengan 1 bagian dri komposisi media tanam tersebut apakah volumenya ataukah karung (pembungkus)-nya ?
ReplyDelete