Penjelasan Kode Formulasi Produk Pestisida
Keterangan Spesifikasi Produk Pada Kemasan Pestisida
Pada
kemasan produk pestisida tercantum
keterangan mengenai spesifikasi produk tersebut dan keterangan lainnya
sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah.
Secara komposisi, setiap produk pestisida yang diperdagangkan terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: bahan aktif (active ingredient), bahan-bahan pembantu (adjuvant), dan bahan pembawa (carrier). Satu jenis bahan aktif (bahan aktif generik) dijual dengan nama dagang dan formulasi yang bermacam-macam.
Jumlah kandungan bahan aktif dan bentuk formulasi produk dicantumkan menjadi satu kesatuan dengan merk dagangnya, ditulis tepat di belakang atau di bawahnya. Biasanya ukuran hurufnya tertulis lebih kecil dari merk dagangnya. Adapun untuk komposisi bahan pembantu dan bahan pembawa tidak dicantumkan di label kemasan produk.
(Baca artikel : Merk Dagang & Nama Kimia Produk Pestisida )
Itulah salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan kualitas suatu produk dengan bahan aktif yang sama, namun di produksi oleh perusahaan yang berbeda. Ibarat makanan ayam goreng, walapun bahan bakunya sama “ayam goreng” tapi bumbunya berbeda, maka ayam goreng CFC, ayam goreng KFC atau ayam goreng Bang Amin, kualitasnya akan berbeda. Ramuan bumbu masak yang digunakan berbeda, dan pasti tidak akan dipublikasikan karena menjadi “rahasia perusahaan”.
Secara komposisi, setiap produk pestisida yang diperdagangkan terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: bahan aktif (active ingredient), bahan-bahan pembantu (adjuvant), dan bahan pembawa (carrier). Satu jenis bahan aktif (bahan aktif generik) dijual dengan nama dagang dan formulasi yang bermacam-macam.
Jumlah kandungan bahan aktif dan bentuk formulasi produk dicantumkan menjadi satu kesatuan dengan merk dagangnya, ditulis tepat di belakang atau di bawahnya. Biasanya ukuran hurufnya tertulis lebih kecil dari merk dagangnya. Adapun untuk komposisi bahan pembantu dan bahan pembawa tidak dicantumkan di label kemasan produk.
(Baca artikel : Merk Dagang & Nama Kimia Produk Pestisida )
Itulah salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan kualitas suatu produk dengan bahan aktif yang sama, namun di produksi oleh perusahaan yang berbeda. Ibarat makanan ayam goreng, walapun bahan bakunya sama “ayam goreng” tapi bumbunya berbeda, maka ayam goreng CFC, ayam goreng KFC atau ayam goreng Bang Amin, kualitasnya akan berbeda. Ramuan bumbu masak yang digunakan berbeda, dan pasti tidak akan dipublikasikan karena menjadi “rahasia perusahaan”.
Adapun
tata cara penulisan nama dagang produk pestisida di label kemasannya adalah
sebagai berikut :
1. Jika formulasinya dalam
bentuk padat, berupa tepug atau butiran, angka di belakang nama merk dagang
menunjukan kandungan bahan aktif dan persentase. Sebagai contohnya :
Dithane M-45 80WP artinya mengandung 80% bahan aktif (mankozeb)
sisanya 20% adalah bahan-bahan pembawanya, dan diformulasikan dalam bentuk WP (
Wettable Powder).
Fungisida Dithane mengandung Bahan Aktif 80%
Furadan 3GR berarti insektisida ini mengandung bahan aktif
(karbofuran) 3% dan diformulasikan dalam bentuk GR yaitu butiran yang bisa
langsung diaplikasikan. Jika kemasan jual Furadan adalah 2 kg, maka kandungan
bahan aktifnya hanya 0,06 kg atau 60 gram dalam tiap kemasan 2 kg dan sisanya
1,94 kg adalah bahan pembawanya.
2. Jika formulasinya dalam
bentuk cair, angka di belakang nama merk
dagang menunjukan jumlah gram bahan aktif untuk setiap liter produk.
Sebagai contoh, endure 120sc bearti kandungan bahan aktifnya
(spinoteram) adalah 120 gram setiap liter produk.
3. Untuk produk yang mengandung
bahan aktif lebih dari satu macam, maka kandungan bahan-bahan aktifnya
dicantumkan semua dan dipisahkan dengan garis miring. Sebagai contoh, Nurelle
500/50 EC mengandung 500 g/L bahan aktif klorfiripos dan 50 g/L bahan aktif
sipermetrin yang diformulasikan dalam bentuk EC.
Produk Pestisida dengan 2 Bahan Aktif
Jika
Anda perhatikan produk-produk pestisida yang beredar di toko-toko pertanian,
tersedia pestisida dengan berbagai macam formulasi yang ditulis dengan kode
tertentu berupa singkatan huruf kapital seperti EC, SC, SL, WP,GR, WG, dan
lain-lain. Setiap bahan aktif pestisida memiliki daya larut yang
bermacam-macam. Ada yang mudah larut dalam air, ada mudah larut dalam minyak,
sebagai lagi tidak mudah larut baik dalam air ataupun minyak. Karakteristik
daya larut dan target pasar adalah hal yang menjadi pertimbangan perusahaan
produsen pestisida dalam memformulasikan suatu bahan aktif menjadai produk jadi
yang siap dipasarkan.
Setiap jenis formulasi suatu produk mempengaruhi cara aplikasinya dan juga mempengaruhi tata cara teknik pencampuran pestisida
( Baca artikel: Tata Cara Mencampur Pestisida).
Ada suatu produk dengan merk dagang yang sama yang diproduksi satu perusahaan, dijual dengan formulasi yang berbeda, contohnya Regent 50SC, Regent 80WG dan Regent 0,3GR. Karena formulasinya berbeda, maka cara aplikasinya juga berbeda.
Setiap jenis formulasi suatu produk mempengaruhi cara aplikasinya dan juga mempengaruhi tata cara teknik pencampuran pestisida
( Baca artikel: Tata Cara Mencampur Pestisida).
Ada suatu produk dengan merk dagang yang sama yang diproduksi satu perusahaan, dijual dengan formulasi yang berbeda, contohnya Regent 50SC, Regent 80WG dan Regent 0,3GR. Karena formulasinya berbeda, maka cara aplikasinya juga berbeda.
Regent Formulasi WG
Regent Formulasi SC
Regent Formulasi GR
Penjelasan
mengenai Kode formulasi akan berkitan dengan istilah-istilah teknis ilmu kimia,
yang mungkin akan membingungkan Anda, apalagi jika Anda belum pernah berlajar
ilmu kimia.
Untuk
bisa memahami berbagai macam formulasi pestisida, perlu diketahui beberapa
istilah kimia berikut ini :
Solution/Larutan
Suatu
larutan dihasilkan bila suatu benda dilarutkan dalam cairan. Komponen pembentuk
larutan tidak bisa dipisahkan secara mekanis. Setelah larutan terbentuk dengan
cara diaduk, komponennya tidak akan memisah, tidak perlu pengadukan lagi agar
tetap menjadi larutan. Contoh yang biasa kita jumpai adalah memasukan gula ke dalam air, kemudian diaduk,
maka akan menjadi suatu larutan.
Suspension/Suspensi
Suspensi
merupakan campuran yang mudah dipisahkan, di dalamnya terdapat partikel padat
yang menyebar dalam cairan. Partikel padat tersebut tidak bisa terlarut,
sehingga perlu pengadukan yang terus-menerus supaya partikel itu menyebar merata
dalam cairan. Maka dari itu, terkadang produk pestisida yang formulasinya
berbentuk suspensi, tertulis dalam
kemasanya “kocok
sebelum digunakan”.
Emultion/Emulsi
Emulsi
terjadi jika suatu cairan yang berbentuk droplet/butiran
ter-dispersi/menyebar dalam larutan lainnya.
Tidak perlu pengadukan yang terlalu lama supaya emulsi tidak memisah. Pestisida berbentuk
emulsi, bahan
aktifnya di larutkan dulu dengan pelarut berbasis minyak, kemudian ditambah
dengan pengemulsi, sehingga ketika dicampur dengan air untuk disemprotkan akan
terbentuk emulsi.
Formulasi emultion biasanya terlihat
seperti cairan “susu”.
Formulasi suspension biasanya terlihat “keruh/buram”
Formulasi solution biasanya terlihat “transparan”
Berikut ini penjelasan kode formulasi
produk-produk pestisida yang umumnya beredar di toko-toko pertanian.
a.
Formulasi Cair
No
|
Kode Formulasi
|
Kepanjangan Kode
|
Contoh Produk
|
1
|
EC
|
Emulsible Concentrate
|
Clincher 100EC
|
2
|
SC
|
Suspension Concentrate
|
Endure 120SC
|
3
|
WSC
|
Water Soluble Concentrate
|
Agrogibb 40WSC
|
4
|
L
|
Liquid
|
Agristick 400L
|
5
|
SL
|
Soluble Liquid
|
Ares 100SL
|
6
|
AS
|
Aquaeous Solution
|
Agrifos 400AS
|
7
|
F
|
Flowable
|
Indar 240F
|
8
|
FW
|
Flowable in Water
|
Gesapax 500FW
|
9
|
FS
|
Flowable Suspension
|
Cruiser 350FS
|
Produk
pestisida formulasi cair umumnya diaplikan dengan cara disemprotkan, dicampur
dengan air.
1. EC
EC merupakan formulasi yang berbentuk pekatan (konsentrat)
cair dengan kandungan bahan aktif yang cukup tinggi, menggunakan solvent berbasis minyak dan jika
dicampur dengan air akan membentuk emulsi
(butiran benda cair yang melayang dalam air/media cair lainya). Formulasi
EC biasanya diaplikan dengan cara disemprotkan dengan menggunakan air.
Formulasi EC ( dan juga WP) merupakan formulasi produk pestisida yang paling
banyak diproduksi oleh perusahaan agrochemical.
Formulasi EC dalam aplikasinya memerlukan sedikit pengadukan
karena mudah bercampur dengan air. Tapi karena konsentrasinya tinggi,
kemungkinan terjadinya fitotoksik
(meracuni tanaman) lebih besar. Jika penggunaannya overdosis, daun tanaman yang
terpapar larutan semprot akan menjadi kaku atau terlihat seperti terbakar.
Formulasi EC mudah terserap kulit manusia, sehingga jika mengenai kulit dapat
menyebabkan gatal-gatal atau kulit menjadi terasa panas.
2. SC dan WSC
Formulasi SC dan WSC mirip dengan EC, tapi menggunakan solvent berbasis air, jadi jika dicampur
dengan air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk suspensi.
Formulasi ini diaplikasikan dengan cara disemprotkan
menggunakan alat sprayer.
Produk pestisida dengan formulasi SC, bila mengenai kulit
tidak menimbulkan rasa panas di kulit dan kemungkinan menyebabkan fitotoksik
lebih rendah daripada formulasi EC. Sehingga, di kalangan petani, pestisida formulasi
SC dianggap sebagai “obat adem” sedangkan formulasi EC dianggap sebagai “obat
panas”.
3. SL dan L
Formulasi SL dan L jika dicampur dengan air akan
membentuk larutan. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan.
Tidak seperti formulasi EC yang jika dituangkan ke dalam air,
maka air akan menjadi “putih keruh” seperti “cairan susu”, sedangkan formulasi SL jika
dituangkan ke dalam air akan larut, terlihat “transparan”tidak ada perubahan yang
mencolok pada air tersebut. Di kalangan petani, ada perasaan kurang “mantap”
jika larutan semprot tidak “putih-keruh”.
4. F, FS, dan FW
Formulasi F, FS atau FW merupakan konsentrat cair yang sangat
pekat mendekati seperti pasta, tapi masih bisa dituangkan. Jika dicampur air,
akan membentuk suspensi ( partikel
padat yang melayang dalam media cair ). Karena bentuknya seperti pasta,
memerlukan pengadukan yang terus-menerus supaya tidak mengendap. Jika sudah
tersimpan terlalu lama, produk pestisida formulasi F kemungkinan akan memadat.
5. AS
AS merupakan pekatan yang bisa dilarutkan dalam air, umumnya
pestisida berbahan aktif dalam bentuk garam yang memiliki kelarutan tinggi
dalam air. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan.
b.
Formulasi Padat
No
|
Kode Formulasi
|
Kepanjangan Kode
|
Contoh Produk
|
1
|
D
|
Dust
|
Perigen 0,5D
|
2
|
GR
|
Granule
|
Furadan 3GR
|
3
|
GB
|
Granule Bait
|
Agrita GB
|
4
|
TP
|
Tracking Powder
|
Racumin 0,75TP
|
5
|
RB
|
Ready Bait
|
Ratkill RB
|
6
|
RMB
|
Ready Mix Bait
|
Klerat RMB
|
7
|
WG
|
Wettable Granule
|
Closer 50WG
|
8
|
WDG
|
Wettable Dispersible Granule
|
Ally 20WDG
|
9
|
SG
|
Soluble Granule
|
Proclaim 5SG
|
10
|
WP
|
Wettable Powder
|
Antracol 70WP
|
11
|
SP
|
Soluble Powder
|
Cyrrotex 75SP
|
12
|
T
|
Tablet
|
AgroGibb 20T
|
13
|
WT
|
Wettable Tablet
|
Gibralic 25/5WT
|
14
|
SD
|
Seed Dressing
|
Saromyl 35SD
|
Produk
pestisida formulasi padat umumnya diaplikan dengan cara disemprotkan, dicampur dengan
air. Ada juga yang sudah siap pakai bisa langsung diaplikasikan.
1. D/Tepung Hembus
Pestisida dengan formulasi D berbentuk tepung merupakan
produk yang siap pakai, dalam aplikasinya tidak perlu dicampur dengan air.
Ukuran partikelnya sangat kecil 10-30 mikron dengan konsentrasi bahan aktif
rendah sekitar 2%. Cara aplikasinya dengan dihembuskan (dusting) dengan alat tertentu.
2. GR
Pestisida dengan formulasi GR umumnya merupakan produk yang
siap pakai dengan cara ditaburkan. Dalam aplikasinya biasanya dicampur dengan
pupuk butiran. Kandungan bahan aktifnya relatif rendah sekitar 3%.
3. B (Bait/Umpan)
Formulasi ini banyak digunakan untuk produk rodentisida. RB
atau RMB merupakan umpan yang siap pakai, sudah dicampur dengan pakan.
4. WG, WDG dan SG
Formulasi WG dan WDG ini berbentuk butiran, seperti formulasi
G, namun kandungan bahan aktifnya relatif lebih tinggi dan dalam penggunaannya
harus diencerkan terlebih dahulu dengan air, diaplikasikan dengan cara
disemprotkan. Sedangkan formulasi SG bedanya jika dicampur dengan air akan
membentuk larutan sempurna.
5. WP
WP merupakan formulasi berbentuk tepung dengan ukuran
partikel sangat kecil (satuan mikron) dan mengandung bahan aktif yang relatif
tinggi hingga 80%. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan, jika dicampur dengan
air akan membentuk suspensi, dan
perlu pengadukan yang lebih lama supaya dapat tercampur dengan air.
6. SP
SP merupakan formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur
dengan air akan membentuk larutan homogen. Diaplikasikan dengan cara
disemprotkan.
7. SD
Produk Pestisida Formulasi SD
c.
Formulasi Khusus
Ultra Low Volume (ULV)
Formulasi
ini merupakan formulasi khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah,
volume semprot antara 1-5 liter/hektar. Umumnya, formulasi ULV sudah siap pakai
yang tidak harus dicampur air lagi. Dalam aplikasinya menggunakan alat khusus
yang menghasilkan butiran semprot sangat halus, sehingga formulasi ini berbasis
minyak. Karena butiran berbasis air yang sangat halus akan mudah mengalami
penguapan.
ULV Sprayer Menggunakan tenaga Batterai
1 Comments:
terimakasih penjelasannya, 🙏
Post a Comment
Bagaimana Pendapat Anda...??????
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home