Laman

Sunday, January 8, 2017

Penjelasan Kode Formulasi Produk Pestisida

Keterangan Spesifikasi Produk Pada Kemasan Pestisida

Pada kemasan produk pestisida  tercantum keterangan mengenai spesifikasi produk tersebut dan keterangan lainnya sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah.
Secara komposisi, setiap produk pestisida yang diperdagangkan terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: bahan aktif (active  ingredient), bahan-bahan pembantu (adjuvant), dan bahan pembawa (carrier). Satu jenis bahan aktif (bahan aktif generik) dijual dengan nama dagang dan formulasi yang bermacam-macam. 

Jumlah kandungan bahan aktif dan bentuk formulasi produk dicantumkan menjadi satu kesatuan dengan merk dagangnya, ditulis tepat di belakang atau di bawahnya. Biasanya ukuran hurufnya tertulis lebih kecil dari merk dagangnya. Adapun untuk komposisi bahan pembantu dan bahan pembawa tidak dicantumkan di label kemasan produk.
(Baca artikel : Merk Dagang & Nama Kimia Produk Pestisida )
Itulah salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan kualitas suatu produk dengan bahan aktif yang sama, namun di produksi oleh perusahaan yang berbeda. Ibarat makanan ayam goreng, walapun bahan bakunya sama “ayam goreng” tapi bumbunya berbeda, maka ayam goreng CFC, ayam goreng KFC atau ayam goreng Bang Amin, kualitasnya akan berbeda. Ramuan bumbu masak yang digunakan berbeda, dan pasti tidak akan dipublikasikan karena menjadi “rahasia perusahaan”.
Adapun tata cara penulisan nama dagang produk pestisida di label kemasannya adalah sebagai berikut :
1.     Jika formulasinya dalam bentuk padat, berupa tepug atau butiran, angka di belakang nama merk dagang menunjukan kandungan bahan aktif dan persentase. Sebagai contohnya :
Dithane M-45 80WP artinya mengandung 80% bahan aktif (mankozeb) sisanya 20% adalah bahan-bahan pembawanya, dan diformulasikan dalam bentuk WP ( Wettable Powder). 
 Fungisida Dithane mengandung Bahan Aktif 80%

Furadan 3GR berarti insektisida ini mengandung bahan aktif (karbofuran) 3% dan diformulasikan dalam bentuk GR yaitu butiran yang bisa langsung diaplikasikan. Jika kemasan jual Furadan adalah 2 kg, maka kandungan bahan aktifnya hanya 0,06 kg atau 60 gram dalam tiap kemasan 2 kg dan sisanya 1,94 kg adalah bahan pembawanya.
2.     Jika formulasinya dalam bentuk cair,  angka di belakang nama merk dagang menunjukan jumlah gram bahan aktif untuk setiap liter produk.
Sebagai contoh, endure 120sc bearti kandungan bahan aktifnya (spinoteram) adalah 120 gram setiap liter produk.
3.     Untuk produk yang mengandung bahan aktif lebih dari satu macam, maka kandungan bahan-bahan aktifnya dicantumkan semua dan dipisahkan dengan garis miring. Sebagai contoh, Nurelle 500/50 EC mengandung 500 g/L bahan aktif klorfiripos dan 50 g/L bahan aktif sipermetrin yang diformulasikan dalam bentuk EC.
 Produk Pestisida dengan 2 Bahan Aktif
Jika Anda perhatikan produk-produk pestisida yang beredar di toko-toko pertanian, tersedia pestisida dengan berbagai macam formulasi yang ditulis dengan kode tertentu berupa singkatan huruf kapital seperti EC, SC, SL, WP,GR, WG, dan lain-lain. Setiap bahan aktif pestisida memiliki daya larut yang bermacam-macam. Ada yang mudah larut dalam air, ada mudah larut dalam minyak, sebagai lagi tidak mudah larut baik dalam air ataupun minyak. Karakteristik daya larut dan target pasar adalah hal yang menjadi pertimbangan perusahaan produsen pestisida dalam memformulasikan suatu bahan aktif menjadai produk jadi yang siap dipasarkan. 
Setiap jenis formulasi suatu produk mempengaruhi cara aplikasinya dan juga mempengaruhi tata cara teknik pencampuran pestisida 
( Baca artikel: Tata Cara Mencampur Pestisida). 
Ada suatu produk dengan merk dagang yang sama yang diproduksi satu perusahaan, dijual dengan formulasi yang berbeda, contohnya Regent 50SC, Regent 80WG dan Regent 0,3GR. Karena formulasinya berbeda, maka cara aplikasinya juga berbeda.
 Regent Formulasi WG


Regent Formulasi SC





Regent Formulasi GR

Secara garis besar, formulasi pestisida dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu : Formulasi cair (EC, SC, SL, dll.) dan Formulsi Padat (GR,WP, dll.).
Penjelasan mengenai Kode formulasi akan berkitan dengan istilah-istilah teknis ilmu kimia, yang mungkin akan membingungkan Anda, apalagi jika Anda belum pernah berlajar ilmu kimia.
Untuk bisa memahami berbagai macam formulasi pestisida, perlu diketahui beberapa istilah kimia berikut ini :
Solution/Larutan
Suatu larutan dihasilkan bila suatu benda dilarutkan dalam cairan. Komponen pembentuk larutan tidak bisa dipisahkan secara mekanis. Setelah larutan terbentuk dengan cara diaduk, komponennya tidak akan memisah, tidak perlu pengadukan lagi agar tetap menjadi larutan. Contoh yang biasa kita jumpai adalah memasukan gula ke dalam air, kemudian diaduk, maka akan menjadi suatu larutan.
Suspension/Suspensi
Suspensi merupakan campuran yang mudah dipisahkan, di dalamnya terdapat partikel padat yang menyebar dalam cairan. Partikel padat tersebut tidak bisa terlarut, sehingga perlu pengadukan yang terus-menerus supaya partikel itu menyebar merata dalam cairan. Maka dari itu, terkadang produk pestisida yang formulasinya berbentuk suspensi,  tertulis dalam kemasanya “kocok sebelum digunakan.
Emultion/Emulsi
Emulsi terjadi jika suatu cairan yang berbentuk droplet/butiran ter-dispersi/menyebar dalam larutan lainnya. Tidak perlu pengadukan yang terlalu lama supaya emulsi tidak memisah. Pestisida berbentuk emulsi, bahan aktifnya di larutkan dulu dengan pelarut berbasis minyak, kemudian ditambah dengan pengemulsi, sehingga ketika dicampur dengan air untuk disemprotkan akan terbentuk emulsi.
Formulasi emultion biasanya terlihat seperti cairan “susu”.
Formulasi suspension biasanya terlihat “keruh/buram
Formulasi solution biasanya terlihat “transparan
Berikut ini penjelasan kode formulasi produk-produk pestisida yang umumnya beredar di toko-toko pertanian.
a.     Formulasi Cair
No
Kode Formulasi
Kepanjangan Kode
Contoh Produk
1
EC
Emulsible Concentrate
Clincher 100EC
2
SC
Suspension Concentrate
Endure 120SC
3
WSC
Water Soluble Concentrate
Agrogibb 40WSC
4
L
Liquid
Agristick 400L
5
SL
Soluble Liquid
Ares 100SL
6
AS
Aquaeous Solution
Agrifos 400AS
7
F
Flowable
Indar 240F
8
FW
Flowable in Water
Gesapax 500FW
9
FS
Flowable Suspension
Cruiser 350FS

Produk pestisida formulasi cair umumnya diaplikan dengan cara disemprotkan, dicampur dengan air.
1.     EC
EC merupakan formulasi yang berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengan kandungan bahan aktif yang cukup tinggi, menggunakan solvent berbasis minyak dan jika dicampur dengan air akan membentuk emulsi (butiran benda cair yang melayang dalam air/media cair lainya). Formulasi EC biasanya diaplikan dengan cara disemprotkan dengan menggunakan air. Formulasi EC ( dan juga WP) merupakan formulasi produk pestisida yang paling banyak diproduksi oleh perusahaan agrochemical.
Formulasi EC dalam aplikasinya memerlukan sedikit pengadukan karena mudah bercampur dengan air. Tapi karena konsentrasinya tinggi, kemungkinan terjadinya fitotoksik (meracuni tanaman) lebih besar. Jika penggunaannya overdosis, daun tanaman yang terpapar larutan semprot akan menjadi kaku atau terlihat seperti terbakar. Formulasi EC mudah terserap kulit manusia, sehingga jika mengenai kulit dapat menyebabkan gatal-gatal atau kulit menjadi terasa panas.
2.     SC dan WSC
Formulasi SC dan WSC mirip dengan EC, tapi menggunakan solvent berbasis air, jadi jika dicampur dengan air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk suspensi.
Formulasi ini diaplikasikan dengan cara disemprotkan menggunakan alat sprayer.
Produk pestisida dengan formulasi SC, bila mengenai kulit tidak menimbulkan rasa panas di kulit dan kemungkinan menyebabkan fitotoksik lebih rendah daripada formulasi EC. Sehingga, di kalangan petani, pestisida formulasi SC dianggap sebagai “obat adem” sedangkan formulasi EC dianggap sebagai “obat panas”.
3.     SL dan L
Formulasi SL dan L jika dicampur dengan air akan membentuk larutan. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan.
Tidak seperti formulasi EC yang jika dituangkan ke dalam air, maka air akan menjadi “putih keruh” seperti “cairan susu”, sedangkan formulasi SL jika dituangkan ke dalam air akan larut, terlihat “transparan”tidak ada perubahan yang mencolok pada air tersebut. Di kalangan petani, ada perasaan kurang “mantap” jika larutan semprot tidak “putih-keruh”.
4.     F, FS, dan FW
Formulasi F, FS atau FW merupakan konsentrat cair yang sangat pekat mendekati seperti pasta, tapi masih bisa dituangkan. Jika dicampur air, akan membentuk suspensi ( partikel padat yang melayang dalam media cair ). Karena bentuknya seperti pasta, memerlukan pengadukan yang terus-menerus supaya tidak mengendap. Jika sudah tersimpan terlalu lama, produk pestisida formulasi F kemungkinan akan memadat.
5.     AS
AS merupakan pekatan yang bisa dilarutkan dalam air, umumnya pestisida berbahan aktif dalam bentuk garam yang memiliki kelarutan tinggi dalam air. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan.

b.     Formulasi Padat
No
Kode Formulasi
Kepanjangan Kode
Contoh Produk
1
D
Dust
Perigen 0,5D
2
GR
Granule
Furadan 3GR
3
GB
Granule Bait
Agrita GB
4
TP
Tracking Powder
Racumin 0,75TP
5
RB
Ready Bait
Ratkill RB
6
RMB
Ready Mix Bait
Klerat RMB
7
WG
Wettable Granule
Closer 50WG
8
WDG
Wettable Dispersible Granule
Ally 20WDG
9
SG
Soluble Granule
Proclaim 5SG
10
WP
Wettable Powder
Antracol 70WP
11
SP
Soluble Powder
Cyrrotex 75SP
12
T
Tablet
AgroGibb 20T
13
WT
Wettable Tablet
Gibralic 25/5WT
14
SD
Seed Dressing
Saromyl 35SD

Produk pestisida formulasi padat umumnya diaplikan dengan cara disemprotkan, dicampur dengan air. Ada juga yang sudah siap pakai bisa langsung diaplikasikan.
1.     D/Tepung Hembus
Pestisida dengan formulasi D berbentuk tepung merupakan produk yang siap pakai, dalam aplikasinya tidak perlu dicampur dengan air. Ukuran partikelnya sangat kecil 10-30 mikron dengan konsentrasi bahan aktif rendah sekitar 2%. Cara aplikasinya dengan dihembuskan (dusting) dengan alat tertentu.
2.     GR
Pestisida dengan formulasi GR umumnya merupakan produk yang siap pakai dengan cara ditaburkan. Dalam aplikasinya biasanya dicampur dengan pupuk butiran. Kandungan bahan aktifnya relatif rendah sekitar 3%.
3.     B (Bait/Umpan)
Formulasi ini banyak digunakan untuk produk rodentisida. RB atau RMB merupakan umpan yang siap pakai, sudah dicampur dengan pakan.
4.     WG, WDG dan SG
Formulasi WG dan WDG ini berbentuk butiran, seperti formulasi G, namun kandungan bahan aktifnya relatif lebih tinggi dan dalam penggunaannya harus diencerkan terlebih dahulu dengan air, diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Sedangkan formulasi SG bedanya jika dicampur dengan air akan membentuk larutan sempurna.
5.     WP
WP merupakan formulasi berbentuk tepung dengan ukuran partikel sangat kecil (satuan mikron) dan mengandung bahan aktif yang relatif tinggi hingga 80%. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan, jika dicampur dengan air akan membentuk suspensi, dan perlu pengadukan yang lebih lama supaya dapat tercampur dengan air.
6.     SP
SP merupakan formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur dengan air akan membentuk larutan homogen. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan.
7.     SD
SD merupakan formulasi khusus berbentuk tepung yang digunakan dalam perawatan benih.
Produk Pestisida Formulasi SD
c.      Formulasi Khusus
Ultra Low Volume (ULV)
Formulasi ini merupakan formulasi khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, volume semprot antara 1-5 liter/hektar. Umumnya, formulasi ULV sudah siap pakai yang tidak harus dicampur air lagi. Dalam aplikasinya menggunakan alat khusus yang menghasilkan butiran semprot sangat halus, sehingga formulasi ini berbasis minyak. Karena butiran berbasis air yang sangat halus akan mudah mengalami penguapan. 
 ULV Sprayer Menggunakan tenaga Batterai

1 comment:

Bagaimana Pendapat Anda...??????