Cara Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh/ZPT Paklobutrazol yang Benar pada Beberapa Jenis Tanaman
Pestisida pertanian sebagai produk
perlindungan tanaman, tidak semua bekerja dengan cara membunuh organisme
sasaran. Secara harfiah arti kata pestisida adalah membunuh hama. Secara
pengertian, pestisida pertanian meliputi
semua zat kimia, campuran zat kimia, atau bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan,
mikro-organisme, dan hasil fermentasi) yang digunakan untuk keperluan (1)
Mengendalikan atau membunuh organisme pengganggu tanaman (OPT). (2) Mengatur
pertumbuhan tanaman, dalam arti merangsang atau menghambat pertumbuhan dan
mengeringkan tanaman.
Produk ZPT Paklobutrazol : Goldstar
Produk ZPT Paklobutrazol: Patrol
Dalam klasifikasi kimia bahan aktif
pestisida, paklobutrazol termasuk dalam kelompok triazol. Kelompok triazol merupakan fungisida yang berspektrum
cukup luas, yang dapat mengendalikan berbagai jenis jamur. Fungisida tiazol
bersifat sistemik, bekerja secara monosite-inhibitor
(menghambat sintesa sterol). Fungisida dalam kelompok ini memiliki efek fitotonik seperti dapat menghijaukan
daun. Penemuan zat kimia triazol pertama kali diumumkan pada tahun 1973 dan
merupakan kelas kimia fungisida dengan anggota yang cukup banyak.
Contoh bahan aktif fungisida dalam
kelompok triazol yang sudah banyak beredar adalah :
Bahan Aktif
|
Merk Dagang
|
Produsen
|
Formulasi Produk
|
Difekonazol
|
Score
|
Syngenta
|
EC
|
Epoksikonazol
|
Opus
|
BASF
|
SC
|
Fenbukonazol
|
Indar
|
Dow AgroSciences
|
F
|
Heksakonazol
|
Heksa
|
FMC
|
SC
|
Tebukonazol
|
Folicur
|
Bayer
|
SC
|
Fungisida-fungisida tersebut biasanya
dipromosikan sebagai fungisida+ZPT, yang dapat mengendalikan penyakit pada
tanaman padi (Rhizoctania solani/
hawar pelepah) sekaligus dapat meningkatkan hasil panen (pengisian bulir padi
lebih maksimal, kulit gabah lebih terang). Penggunaannya pada saat umur tanaman
padi memasuki masa generatif.
Fungisida Triazol : Indar 240F
Tidak seperti “saudara-saudara”
lainnya, paklobutrazol dijual sebagai produk ZPT, bukan sebagai produk
fungisida. Paklobutrazol bekerja menghambat sintesa gibrelin dan biosintesis
sterol. ZPT ini diserap lewat akar, batang, daun, serta ditranslokasikan pada
jaringan meristem pucuk. Sama seperti produk-produk ZPT lainnya, penggunaanya
harus dengan dosis yang rendah, jika berlebihan justru akan berakibat buruk
bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, harus ada prasyarat yang harus dipenuhi supaya hasilnya optimal
sesuai yang diharapan.
( Baca Artikel Lainnya : Zat Pengatur Tumbuh/ZPT )
( Baca Artikel Lainnya : Zat Pengatur Tumbuh/ZPT )
Produk ZPT berbahan aktif
paklobutrazol diformulasikan dalam bentuk SC dengan kandungan bahan aktif 250
gram/Liter. Dalam label kemasannya tertulis keterangan “Zat Pengatur Tumbuh
tanaman berbentuk larutan suspensi, berwarna kuning kecoklat-coklatan untuk
mempercepat dan meningkatkan pembungaan dan pembuahan pada tanaman mangga”.
Selain digunakan untuk tanaman
mangga, produk ini sebenarnya juga bisa digunakan pada tananam padi dan tanaman
hias.
Dalam Jurnal penelitian pertanian
tanaman pangan Vol.21 No.3 Tahun 2002, Effect of Paclobutrazol and Prohexadione Calcium on Growth,
Lodging Resistance and Yield of Wet Seeded Rice (Pengaruh Paclobutrazol dan Prohexadione
Calcium terhadap Pertumbuhan, Ketahanan Rebah dan Hasil Padi Sistem Tabela)
disimpulkan bahwa Perlakuan dengan 100 mg/L paclobutrazol diusulkan sebagai
perlakuan yang sesuai untuk meningkatkan ketahanan rebah dan hasil padi.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti
kemungkinan penggunaan zat pengatur tumbuh terpilih untuk meningkatkan
ketahanan rebah tanaman padi pada sistem tabela. Dua zat penghambat pertumbuhan
yaitu paclobutrazol dan prohexadione calcium pada konsentrasi 50, 100 dan 200
mg/L yang diaplikasikan di daun pada fase inisiasi malai (satu kali) diamati
pengaruhnya terhadap pertumbuhan, ketahanan rebah dan hasil dari 4 kultivar
padi.
Empat kultivar padi yang diuji ialah
Memberamo, Widas, MR 84 dan MR 219.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
respon tanaman terhadap aplikasi zat penghambat tumbuh adalah serupa diantara
keempat kultivar.
Kedua zat penghambat pertumbuhan yang
digunakan efektif menghambat pertumbuhan, memendekkan ruas dan panjang batang
padi, tetapi memperbesar diameter batang. Semua tanaman yang diberi perlakuan
mempunyai ketahanan terhadap kerebahan (bending
dan breaking resistance) lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman kontrol.
Perlakuan dengan 100 dan 200 mg/L
paclobutrazol dan prohexadione calcium menghasilkan pemendekan ruas yang nyata
dengan pengurangan panjang batang mencapai 20% dan mempunyai ketahanan rebah (breaking resistance) yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman yang diberi perlakuan 50 mg/L atau tanaman kontrol.
Sementara itu, tanaman yang diberi
perlakuan dengan paclobutrazaol pada 50 dan 100 mg/L memberikan hasil yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol, tetapi tanaman yang diberi perlakuan
50 mg/L paclobutrazol mempunyai breaking
resistance yang rendah.
Berapa konsentrasi paklobutrazol
jika digunakan untuk tanaman padi dengan cara disemprot menggunakan tangki
sprayer 17 liter, seperti kebiasaan petani...??
Sesuai anjuran hasil penelitian,
penggunaan paklobutrazol konsentrasinya cukup 100mg/Liter = 0,1 gram/Liter.
Sedangakan kandungan bahan aktif paklobutrazol dalam produk 250 gram/Liter.
Maka jika dihitung-hitung aplikasi produk paklobutrazol cukup 0,4ml produk yang
dilarutkan dalam 1 Liter air. Tangki sprayer yang digunakan 17 liter, maka
diperlukan sebanyak 7ml produk/tangki.
Pedagang Buah di Pemalang
Penggunaan paklobutrazol
dikalangan petani mangga sudah biasa digunakan. Bapak Roji, pekebun dan
pedagang buah mangga dari Pemalang (Jawa Tengah) sudah lama menggunakannya.
Tujuannya supaya produktivitas pohon mangga meningkat dan supaya dapat berbuah diluar musim.
Petani di daerah lain, Majalengka
(Jawa Barat), juga sudah biasa menggunakannya. Seperti yang diberitakan oleh Majalah
Trubus, setiap Bulan
Desember pohon mangga di kebun H.Ardi, di Majalengka, Jawa Barat, dipangkas.
Sebulan berselang di sekeliling tajuk pohon mangga itu ditambahkan 2 kg NPK 15:15:15
dan 30 kg kotoran kambing. Pada Februari bahan aktif paklobutrazol disiramkan
ke lubang sedalam 10 cm mengelilingi batang berjarak 20-30 cm. Setiap tanaman
mendapat 20 ml ZPT yang dilarutkan dalam 3 Liter air. Itulah cara benar
menggunakan perangsang bunga dan buah.
Sebelum pemberian paklobutrazol, 2 tahap sebelumnya
yaitu pemangkasan dan pemupukan harus dilakukan. Jika terlupakan, akibatnya
bukannya tanaman terangsang berbunga lalu berbuah, tapi malah meranggas dan
merana. Pengaruhnya pun panjang. Pertumbuhan tanaman bisa stagnan alias kerdil
selama 2-3 tahun pasca aplikasi. Tak jarang langsung mati 1-2 bulan kemudian. Pemangkasan
dan pemupukan seimbang dilakukan untuk menyuburkan tanaman, sehingga pertumbuhan
vegetatif pohon mangga akan optimal. Paklobutrazol merangsang bunga dengan menekan
pertumbuhan vegetatif. Karena vegetatif terhambat, maka tanaman memasuki fase
generatif alias pembungaan. Itulah sebabnya, bila tanaman tak subur,
pertumbuhan tunas dan pucuk bakal terhambat hingga 1-2 tahun. Menurut Hikmat Sumantri, pakar mangga di
Majalengka, sejak cara pemakaian paklobutrazol secara benar diperkenalkan, maka
musim mangga di Majalengka dan Sumedang bergeser lebih awal 3 bulan. Banyak
pekebun bisa panen Juli-Agustus. Padahal, panen raya jatuh pada
Oktober-November. Harga yang diperoleh jadi lebih tinggi, 2-5 kali lipat.
Pasca aplikasi paklobutrazol, ada tahapan lain yang
tak boleh dilupakan. Bila bakal bunga telah keluar dan belum mekar, semprotkan
pupuk daun yang kaya hara mikro. Empat puluh hari kemudian-saat buah muda
seukuran ibu jari orang dewasa-perlakuan serupa diulang. Penyemprotan saat berbunga
untuk mencegah kerontokan dan saat berbuah muda untuk meningkatkan kualitas buah.
Dengan cara itu, setelah buah dipanen pertumbuhan tanaman tidak akan stagnan.
Begitulah penggunaan paklobutrazol dan berbagai macam
zat pengatur tumbuh pada tanaman buah. Prinsipnya, sehatkan tanaman sebelum ZPT
diberikan dan ikuti dosis yang dianjurkan.
Paklobutrazol dapat diaplikasikan
dengan cara disemprotkan pada tanaman atau disiramkan melalui media tanam. Berdasarkan
hasil penelitian PENGARUH CARA APLIKASI DAN DOSIS PAKLOBUTRAZOL TERHADAP
PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN MANGGA ARUMANIS menunjukkan bahwa produksi
tertinggi pada cara aplikasi yang disiram lewat tanah. Pada cara aplikasi
tersebut dengan dosis paklobutrazol 7 ml per pohon jumlah buah mencapai 98 dan
bobot buah mencapai 39 kg, sedangkan dengan dosis paklobutrazol 10 ml per pohon
jumlah buah mencapai 131 dan bobot buah mencapai 47 kg. Cara aplikasi dengan
infus akar dan pengeboran batang hasil belum dapat memadai dengan cara aplikasi
penyiraman lewat tanah. Pada kontrol jumlah buah hanya mencapai 18 dan bobot
buah hanya mencapai 7 kg per pohon.
Pengkajian telah dilaksanakan di kebun mangga IPPTP Kraton,
Pasuruan, pada tahun 1999/2000. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok
dengan 6 ulangan dan tanaman mangga yang digunakan berumur 10 tahun. Cara
aplikasi dan dosis palobutrazol per pohon yang diuji adalah infus akar (3,5 ml
dan 5 ml), pengeboran batang (3,5 ml dan 5 ml), penyiraman tanah 7 ml dan 10
ml) dan sebagai kontrol adalah tanpa aplikasi paklobutrazol. (Sri
Yuniastuti, dkk., Prosiding Seminar Teknologi Pertanian untuk Mendukung Agribisnis
dalam Pengembangan Ekonomi Wilayah dan ketahanan Pangan, November 2000, hal
147-150).
(Sumber : http://balitbu.litbang.pertanian.go.id)
(Sumber : http://balitbu.litbang.pertanian.go.id)
Hasil penelitian penggunaan
paklobutrazol pada tanaman lain juga sudah dilakukan.
Cox dan Keever (1988) melakukan
penelitian tentang aplikasi paklobutrazol pada tanaman bunga kertas dan
geranium dengan dua metode aplikasi yaitu penyiraman dan penyemprotan pada
berbagai kadar. Paklobutrazol diaplikasikan pada tanaman bunga kertas dengan
penyiraman dan penyemprotan pada umur 22 hari setelah tanam ketika tinggi
tanaman sekitar 65 mm. Kadar penyemprotan untuk tanaman bunga kertas yaitu 250,
500, 1.000, dan 2.000 ppm dengan volume 1,5 hingga 2 ml/tanaman, sedangkan dosis
paklobutrazol yang diaplikasikan melalui penyiraman untuk tanaman bunga kertas
yaitu 0,5; 1,0; 2,0; dan 4,0 mg a.i/pot dengan volume 50 ml/pot.
Perlakuan penyemprotan dan penyiraman
efektif dalam mengurangi tinggi tanaman, lebar tajuk tanaman, dan berat kering
tanaman. Semakin tinggi dosis paklobutrazol yang diaplikasikan semakin besar
penurunan tinggi tanaman, lebar tajuk tanaman, dan berat kering tanamannya.
Dosis yang terlalu tinggi tidak terlalu baik bagi tanaman. Dosis paklobutrazol
yang diaplikasikan melalui penyiraman 2,0 dan 4,0 mg a.i/pot dan dosis
penyemprotan 2.000 ppm dinilai terlalu keras dan tidak dapat diterima oleh
tanaman. Pada penelitian tersebut aplikasi paklobutrazol tidak mempengaruhi
waktu berbunga tanaman bunga kertas (Cox and Keever, 1988).
Pada tanaman geranium aplikasi
paklobutrazol dilakukan pada umur 22 hari setelah tanam. Kadar penyemprotan
untuk tanaman geranium yaitu 10, 20, 40, dan 80 ppm dengan volume 1,5 hingga 2
ml/tanaman. Sedangkan dosis paklobutrazol yang diaplikasikan melalui penyiraman
untuk tanaman geranium yaitu 0,03; 0,06; 0,12; dan 0,24 mg a.i/pot dengan
volume 50 ml/pot. Perlakuan penyiraman dan penyemprotan paklobutrazol efektif
dalam menghambat tinggi tanaman dan berat kering tanaman geranium. Pertumbuhan vegetatif
dan tinggi tanaman total berkurang dengan bertambahnya kadar dalam perlakuan
penyiraman dan penyemprotan. Akan tetapi, semua perlakuan penyiraman
paklobutrazol pada semua kadar menyebabkan penghambatan yang berlebihan
terhadap pertumbuhan vegetatif dan tinggi total tanaman. Pada aplikasi
paklobutrazol secara penyemprotan, penghambatan tinggi tanaman yang berlebihan
hanya terjadi pada kadar 80 ppm (Cox and Keever, 1988).
Cara aplikasi paklobutrazol yang sama
juga dilakukan oleh Keever dan Cox (1989) terhadap dua kultivar Marigold yaitu
Tagetes erecta L. dan Tagetes patula L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedua cara aplikasi efektif menghambat pertumbuhan tanaman. Pemendekan tanaman
akibat aplikasi paklobutrazol secara siraman sebesar 9,29 % (terhadap kontrol)
sedangkan secara penyemprotan sebesar 5,00 % (terhadap kontrol) (Keever and
Cox, 1989).
Pada tanaman krisan, pemberian
paklobutrazol akan menghambat pertumbuhan tinggi tanaman tetapi meningkatkan
jumlah tunas total, nilai kekompakan, dan nilai VQR bunga. Penelitian dilakukan
oleh Prinavitasari (2008) terhadap tanaman krisan varietas Sakuntala dengan
perlakuan pemberian paklobutazol kadar 10, 25, dan 45 ppm pada waktu 2, 3, dan
4 minggu setelah tanam (mst). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
kadar paklobutrazol akan menghambat pertambahan tinggi tanaman dan meningkatkan
jumlah tunas total, nilai kekompakan tanaman serta nilai VQR bunga.
Paklobutrazol dengan kadar 10 ppm menghasilkan krisan pot terbaik dengan
menghasilkan jumlah cabang produktif lebih banyak dan umur berbunga 6,3 hari
lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan kadar paklobutrazol lainnya yang
lebih besar (Prinavitasari, 2008).
Penelitian tentang aplikasi
paklobutrazol juga dilakukan pada jagung semi (Suwarsono, 1993), buncis
(Bagyoastuti, 1998), dan paprika (Edina, 1999). Suwarsono (1993) melakukan
penelitian tentang aplikasi paklobutrazol pada jagung semi dengan kadar 0, 100,
200, 300, 400, dan 500 ppm pada umur 25, 30, dan 35 hari setelah tanam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi paklobutrazol 500 ppm mampu memberikan
hasil tertinggi pada baby corn atau jagung semi varietas hibrida CPI-1.
Pada penelitian Bagyoastuti (1998),
aplikasi paklobutrazol pada tanaman buncis dengan kadar 100, 200, dan 300 ppm
pada umur 2, 3, dan 4 minggu setelah tanam menunjukkan bahwa pengaruh
penghambatan paklobutrazol terhadap tinggi tanaman lebih besar apabila
paklobutrazol diaplikasikan lebih awal. Pada penelitian yang dilakukan Edina
(1999) terhadap tanaman paprika dengan kadar 500, 750, dan 1.000 ppm pada umur
13, 20, dan 27 hari setelah tanam (hst) menunjukkan bahwa perlakuan waktu
pemberian 13, 20, dan 27 hst dengan berbagai kadar paklobutrazol akan
menghambat tinggi tanaman.
Respon tanaman terhadap zat penghambat
pertumbuhan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman ketika zat penghambat
tersebut diaplikasikan. Efek dari paklobutrazol terhadap lama inflorescence
(susunan bunga dalam sumbu bunga) pada Phalaenopsis amabilis L. Hybrid
tergantung pada waktu aplikasi paklobutrazol. Paklobutrazol efektif pada dosis
125 atau 500 ppm jika diaplikasikan tepat sebelum inflorescence emergence
tetapi keefektifan akan berkurang jika diaplikasikan setelah inflorescence
emergence (Wang and Hsu, 1994). Paklobutrazol yang diaplikasikan pada tanaman
bunga kertas “Red Sun” sebelum pembungaan dengan dosis 0,1 mg/tanaman menunda
transisi ke fase reproduktif selama 4 hari dan menghasilkan bunga tunggal
dengan helai bunga berubah dari bentuk ray petals menjadi tubular petals (Kim
et al., 1989).
Zat penghambat tumbuh yang
diaplikasikan tidak lama setelah tanaman dipangkas pucuknya biasanya lebih
efektif daripada zat penghambat tumbuh yang diaplikasikan lama setelah pangkas
pucuk. Kadar 500 ppm uniconazole yang diaplikasikan pada kulit kayu Hibiscus
“Jane Cowl” dengan menggunakan kuas sesaat setelah pucuk tanaman dipangkas
menghambat pemanjangan tiga ruas pertama pada tunas pucuk. Perlakuan yang sama
memberikan efek lebih kecil ketika diaplikasikan dua puluh empat hari setelah
pangkas pucuk (Wang, 1991).
Penyemprotan 60 ppm paklobutrazol atau
30 ppm uniconazole pada tanaman Dendranthena “Bright Golden Anne” pada 0, 2
atau 4 minggu setelah pangkas pucuk menyebabkan hambatan pemanjangan batang dan
penundaan waktu untuk berbunga yang berkorelasi dengan waktu aplikasi yang
lebih awal (Gilbertz, 1992).
Sari (2000) melakukan penelitian
mengenai pengaruh kadar dan waktu pemberian paklobutrazol terhadap
pertumbuhan dan pembungaan tanaman bunga kertas (Zinnia elegans Jacq.). Kadar
paklobutrazol yang digunakan dalam penelitian ini adalah 250, 500, 1.000 atau
2.000 ppm yang diaplikasikan pada umur 3, 5 atau 7 minggu setelah benih
ditanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi paklobutrazol dengan
penyemprotan pada kadar dan waktu yang berbeda menyebabkan pemendekan tanaman
bunga kertas namun pengaruhnya tidak tahan lama sehingga disarankan agar
aplikasi paklobutrazol melalui cara penyemprotan terhadap daun dan batang
tanaman bunga kertas perlu dilakukan berulang kali dalam interval waktu
tertentu sehingga pemanjangan cabang utama tanaman yang tumbuh pesat dapat
dihambat agar diperoleh tanaman yang sesuai dijadikan tanaman pot (Sari, 2000).
13 Comments:
This comment has been removed by the author.
Terima kasih banyak....
Mantab bisa untuk merangsang buah di luar musim yak bisa dicoba, tks
sewa mobil solo
Pernah pohon mangga disuntik paklo dibatang muncul bunga banyak sekali setelah muncul balal biah pada rontok smua sebul kemudian pohon kering mati
Kita baru mau coba paklo
Semoga berhasil sukses
Bgimna jika di aplikasikan ke pohon pepaya yg sudah memasuki fase generatif
Bgimna jika di aplikasikan ke pohon pepaya yg sudah memasuki fase generatif
Pernah dulu overdosis karena sesuai anjuran bunga dan buah membuat kagum tetangga trus d tambah lg dosisnya malah daun tanaman kriting kyk bonsai
Bagaimana kalau di aplikasikan kepohon jambu air madu delima
Bagaimana bila aplikasi pada padi setelah malai keluar semua?
bisakah paklo diaplikasikan pada. tanaman jeruk atau kelengkeng dan alpukat
Bisakah diaplikasikan untuk tanaman cabai
sangat bermanfaat,apalagi saya yang baru memulai berkebub mangga 50 pohon
Post a Comment
Bagaimana Pendapat Anda...??????
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home