5 Hal Penting dalam Perawatan TaBuLamPOT
Setelah TaBuLamPOT yang anda buat sudah jadi, maka
langkah selanjutnya adalah merawatnya supaya tabulampot tersebut dapat
tumbuh-kembang dan berbuah sesuai harapan anda. Pada prinsipnya sama merawat
tanaman yang ditanam di pot dengan yang ditanam langsung di lahan. Karena media
tanamnya yang terbatas, tanaman dalam pot perlu perawatan yang lebih intensif.
Tabulampot harus di letakkan di tempat
terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung. Karena tanaman membutuhkan
sinar matahari untuk kegiatan fotosintesis.
1. Penyiraman
Setiap makhluk hidup, tak terkecuali
tanaman memerlukan air.
Berapa frekuwensi penyiraman
dilakukan....?
Pada prinsipnya, penyiraman
dilakukan untuk menjaga kelembaban media tanam.
Jadi frekuwensi penyiraman
tergantung kondisi cuaca dan umur tanaman.
Pada musim kemarau tentunya
frekuwensi penyiraman lebih sering, bisa dilakukan setiap hari, bisa pagi atau
sore hari. Saat awal-awal baru tanam, frekuwensi penyiraman perlu lebih sering
dibandingkan nantinya kalau tanaman sudah tumbuh besar. Kalau tanaman sudah
tumbuh besar, akarnya sudah banyak, penyiraman tidak perlu sesering saat
tanaman baru ditanam.
Pada musim hujan penyiraman hanya
dilakukan apabila media tanam terlihat kering. Penyiraman menggunakan selang
air atau gembor, siram secara merata hingga seluruh media tanam basah. Jika air
siraman mulai tampak keluar dari pot, siraman dihentikan. Usahakan air siraman
tidak berlebihan agar media tanam tidak becek.
Jika air siraman menggunakan air PAM, harus diendapkan
terlebih dahulu selama satu malam agar kaporit yang tercampur di dalamnya tidak
meracuni tanaman.
Bila jumlah tabulampot banyak, supaya lebih efektif
penyiraman dengan menggunakan sistem irigasi. Sistem irigasi yang paling cocok
adalah irigasi tetes (drip irrigation). Sistem irigasi ini irit tenaga kerja,
hemat air dan mudah dikontrol. Namun memerlukan investasi yang cukup besar.
Pada musim kemarau, biasanya banyak debu yang menempel
di permukaan daun. Hal ini secara tidak langsung dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman, dan kurang enak dipandang. Oleh karena itu, tanaman perlu disemprot
dengan air bersih menggunakan sprayer secara menyuluruh ke semua bagian tanaman
agar kondisi tanaman menjadi bersih dan segar kembali.
Akibat penyiraman, lama kelamaan media tanam akan
memadat. Untuk itu, media tanam perlu digemburkan seperlunya, dengan cara “dikored/coker-coker”.
Dengan cara ini diharapkan peresapan air dan sirkulasi udara menjadi lancar.
Pada kondisi-kondisi tertentu, penyiraman tidak perlu
dilakukan. Pada tabulampot buah tin, selama masa pembentukan buah, penyiraman
dihentikan sementara karena dapat menyebabkan pecah buah dan rasanya kurang
manis.
2. Pemangkasan
Terdapat tiga tujuan pemangkasan
tabulampot yaitu :
Pemangkasan bentuk
Pemangkasan produksi
Pemangkasan peremajaan
Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk
tajuk baru dan mengatur postur tanaman terkait dengan estetika. Salah satu
teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot adalah 1-3-9. Artinya, dalam
setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang sekunder dan dalam 1 batang
sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier. Batang yang dipilih untuk
dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan kuat, sekaligus juga memiliki unsur
estetika pada tanaman.
Pemangkasan produksi berkaitan dengan fungsi produksi
tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan.
Selain itu, pemangkasan dilakukan terhadap cabang,ranting, daun yang rusak atau
yang terlihat berpenyakit agar tajuk tanaman tidak terlalu rimbun dan tanaman
selalu dalam kondisi sehat. Dengan perawatan seperti ini memungkinkan tanaman
untuk berbunga atau berbuah lebih cepat. Hal ini terjadi karena energi untuk
keperluan pertumbuhan vegetatif dialihgunakan untuk pertumbuhan generatif.
Untuk memperbaiki kualitas buah, tanaman yang berbuah lebat perlu dikurangi
sebagian jumlahnya. Buah yang tersisa akan tumbuh lebih besar.
Terakhir pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap
tanaman yang telah tua dan postur tanamannya terlu tinggi. Pada tabulampot yang
sudah tua biasanya dilakukan penggantian media tanam dan pot (repotting).
Pada fase ini, beberapa cabang perlu dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus
tertentu hanya menyisakan batang primer saja.
3. Pemupukan
Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang
terbatas. Oleh karena itu pemupukan menjadi hal yang sangat penting untuk
menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Di pasaran banyak sekali jenis dan merk pupuk yang
beredar. Aplikasi pemupukan bisa lewat media tanam atau disemprotkan ke daun.
Tanaman membutuhkan unsur hara makro (N,P,K) dan unsur hara mikro. Pada masa
pertumbuhan vegetatif, tanaman lebih banyak membutuhkan unsur hara Nitrogen/N.
Sedangkan pada masa pertumbuhan generatif, tanaman lebih membutuhkan unsur hara
Pospor/P dan Kalium/K.
Sebagai patokan, pemupukan pertama dilakukan satu
bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Dosisnya
disesuaikan dengan umur tanaman. Jika menggunakan pupuk kimia padat, kira-kira
dosisnya 1sendok makan pada saat tanaman masih muda. Atau ikuti petunjuk yang
tercantum di kemasan produk yang digunakan.
4. Pengendalian hama dan penyakit
Dalam setiap usaha budidaya tanaman tak akan lepas
dari gangguan hama dan penyakit. Setiap tanaman mempunyai hama dan penyakit
yang berbeda-beda.
Bila jumlah tabulampot sedikit, hama atau penyakit bisa
diberantas secara manual. Misalnya dengan memungut ulat yang menyerang atau
memangkas dahan yang terkena penyakit. Untuk mencegah serangan hama, pada saat
tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau jaring pelindung. Atau
juga bisa dengan memasang perangkap hama, seperti penggunaan hormon feromon untuk
memerangkap lalat buah.
Bila jumlah tabulampot cukup banyak, pengendalian hama
dan penyakit bisa menggunakan pestisida. Namun, penyemprotan tabulampot dengan
pestisida menjadi dilema. Biasanya tabulampot diletakan di halaman rumah atau
di pekarangan yang dekat dengan pemukiman. Pestisida kimia tentunya beresiko
mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sebagai alternatif bisa digunakan
pestisida organik atau pestisida alami.
5. Pergantian Media Tanam dan Pergantian
POT
Setelah sekian lama tabulampot tumbuh dan berkembang mencapai
ukuran tertentu, maka tabulampot perlu dipindahkan.
Pot yang telah lama digunakan tentunya akan mengalami
kerusakan, maka perlu diganti yang baru supaya terlihat lebih bagus. Atau
mungkin anda sudah bosan dengan penampilan pot yang lama, pengin diganti dengan
model pot yang lain. Ruang tabulampot harus cukup untuk menopang ruang
gerak akar tanaman.
Pemindahan dilakukan sekaligus dengan pergantian media
tanam. Media tanam yang telah lama digunakan akan mengalami pemadatan dan
kandungan unsur hara yang berkurang. Jadi secara fisik dan kimia, media tanam
akan mengalami penurunan kualitas, maka perlu diganti.
Pada saat pergantian pot, perlu juga dilakukan pemangkasan peremajaan.
Diantaranya adalah pemangkasan akar tanaman. Akar tanaman yang terus tumbuh
akan membuat media tanam menjadi padat. Akar yang panjangnya lebih dari 25 cm
harus dipangkas. Kepadatan akar juga harus dikurangi. Bersamaan dengan
pemangkasan akar, daun dan batang juga dipangkas untuk mengurangi penguapan.
Jika kelima hal tersebut sudah anda kerjakan dengan
baik, namun tabulampot belum juga berbuah padahal umurnya sudah cukup atau
buahnya belum optimal, atau anda menginginkan tabulampot dapat berbuah
terus-menerus tanpa mengenal musim, maka perlu ada upaya tertentu untuk
mencapai tujuan tersebut.
0 Comments:
Post a Comment
Bagaimana Pendapat Anda...??????
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home