Tuesday, December 27, 2016

5 Hal Penting dalam Perawatan TaBuLamPOT



 Setelah TaBuLamPOT yang anda buat sudah jadi, maka langkah selanjutnya adalah merawatnya supaya tabulampot tersebut dapat tumbuh-kembang dan berbuah sesuai harapan anda. Pada prinsipnya sama merawat tanaman yang ditanam di pot dengan yang ditanam langsung di lahan. Karena media tanamnya yang terbatas, tanaman dalam pot perlu perawatan yang lebih intensif.
Tabulampot harus di letakkan di tempat terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung. Karena tanaman membutuhkan sinar matahari untuk kegiatan fotosintesis.
1. Penyiraman
Setiap makhluk hidup, tak terkecuali tanaman memerlukan air.
Berapa frekuwensi penyiraman dilakukan....?
Pada prinsipnya, penyiraman dilakukan untuk menjaga kelembaban media tanam.
Jadi frekuwensi penyiraman tergantung kondisi cuaca dan umur tanaman.
Pada musim kemarau tentunya frekuwensi penyiraman lebih sering, bisa dilakukan setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Saat awal-awal baru tanam, frekuwensi penyiraman perlu lebih sering dibandingkan nantinya kalau tanaman sudah tumbuh besar. Kalau tanaman sudah tumbuh besar, akarnya sudah banyak, penyiraman tidak perlu sesering saat tanaman baru ditanam.
Pada musim hujan penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering. Penyiraman menggunakan selang air atau gembor, siram secara merata hingga seluruh media tanam basah. Jika air siraman mulai tampak keluar dari pot, siraman dihentikan. Usahakan air siraman tidak berlebihan agar media tanam tidak becek.
Jika air siraman menggunakan air PAM, harus diendapkan terlebih dahulu selama satu malam agar kaporit yang tercampur di dalamnya tidak meracuni tanaman.
Bila jumlah tabulampot banyak, supaya lebih efektif penyiraman dengan menggunakan sistem irigasi. Sistem irigasi yang paling cocok adalah irigasi tetes (drip irrigation). Sistem irigasi ini irit tenaga kerja, hemat air dan mudah dikontrol. Namun memerlukan investasi yang cukup besar.
Pada musim kemarau, biasanya banyak debu yang menempel di permukaan daun. Hal ini secara tidak langsung dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, dan kurang enak dipandang. Oleh karena itu, tanaman perlu disemprot dengan air bersih menggunakan sprayer secara menyuluruh ke semua bagian tanaman agar kondisi tanaman menjadi bersih dan segar kembali.
Akibat penyiraman, lama kelamaan media tanam akan memadat. Untuk itu, media tanam perlu digemburkan seperlunya, dengan cara “dikored/coker-coker”. Dengan cara ini diharapkan peresapan air dan sirkulasi udara menjadi lancar.
Pada kondisi-kondisi tertentu, penyiraman tidak perlu dilakukan. Pada tabulampot buah tin, selama masa pembentukan buah, penyiraman dihentikan sementara karena dapat menyebabkan pecah buah dan rasanya kurang manis.
2.  Pemangkasan
Terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu :
Pemangkasan bentuk
Pemangkasan produksi
Pemangkasan peremajaan
Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk baru dan mengatur postur tanaman terkait dengan estetika. Salah satu teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot adalah 1-3-9. Artinya, dalam setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang sekunder dan dalam 1 batang sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier. Batang yang dipilih untuk dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan kuat, sekaligus juga memiliki unsur estetika pada tanaman.
Pemangkasan produksi berkaitan dengan fungsi produksi tanaman. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan. Selain itu, pemangkasan dilakukan terhadap cabang,ranting, daun yang rusak atau yang terlihat berpenyakit agar tajuk tanaman tidak terlalu rimbun dan tanaman selalu dalam kondisi sehat. Dengan perawatan seperti ini memungkinkan tanaman untuk berbunga atau berbuah lebih cepat. Hal ini terjadi karena energi untuk keperluan pertumbuhan vegetatif dialihgunakan untuk pertumbuhan generatif. Untuk memperbaiki kualitas buah, tanaman yang berbuah lebat perlu dikurangi sebagian jumlahnya. Buah yang tersisa akan tumbuh lebih besar.
Terakhir pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap tanaman yang telah tua dan postur tanamannya terlu tinggi. Pada tabulampot yang sudah tua biasanya dilakukan penggantian media tanam dan pot (repotting). Pada fase ini, beberapa cabang perlu dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus tertentu hanya menyisakan batang primer saja.
3. Pemupukan
Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Oleh karena itu pemupukan menjadi hal yang sangat penting untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Di pasaran banyak sekali jenis dan merk pupuk yang beredar. Aplikasi pemupukan bisa lewat media tanam atau disemprotkan ke daun. Tanaman membutuhkan unsur hara makro (N,P,K) dan unsur hara mikro. Pada masa pertumbuhan vegetatif, tanaman lebih banyak membutuhkan unsur hara Nitrogen/N. Sedangkan pada masa pertumbuhan generatif, tanaman lebih membutuhkan unsur hara Pospor/P dan Kalium/K.
Sebagai patokan, pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Dosisnya disesuaikan dengan umur tanaman. Jika menggunakan pupuk kimia padat, kira-kira dosisnya 1sendok makan pada saat tanaman masih muda. Atau ikuti petunjuk yang tercantum di kemasan produk yang digunakan.  

4. Pengendalian hama dan penyakit
Dalam setiap usaha budidaya tanaman tak akan lepas dari gangguan hama dan penyakit. Setiap tanaman mempunyai hama dan penyakit yang berbeda-beda.
Bila jumlah tabulampot sedikit, hama atau penyakit bisa diberantas secara manual. Misalnya dengan memungut ulat yang menyerang atau memangkas dahan yang terkena penyakit. Untuk mencegah serangan hama, pada saat tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau jaring pelindung. Atau juga bisa dengan memasang perangkap hama, seperti penggunaan hormon feromon untuk memerangkap lalat buah.
Bila jumlah tabulampot cukup banyak, pengendalian hama dan penyakit bisa menggunakan pestisida. Namun, penyemprotan tabulampot dengan pestisida menjadi dilema. Biasanya tabulampot diletakan di halaman rumah atau di pekarangan yang dekat dengan pemukiman. Pestisida kimia tentunya beresiko mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sebagai alternatif bisa digunakan pestisida organik atau pestisida alami.
5. Pergantian Media Tanam dan Pergantian POT
Setelah sekian lama tabulampot tumbuh dan berkembang mencapai ukuran tertentu, maka tabulampot perlu dipindahkan.
Pot yang telah lama digunakan tentunya akan mengalami kerusakan, maka perlu diganti yang baru supaya terlihat lebih bagus. Atau mungkin anda sudah bosan dengan penampilan pot yang lama, pengin diganti dengan model pot yang lain. Ruang tabulampot harus cukup untuk menopang ruang gerak akar tanaman.
Pemindahan dilakukan sekaligus dengan pergantian media tanam. Media tanam yang telah lama digunakan akan mengalami pemadatan dan kandungan unsur hara yang berkurang. Jadi secara fisik dan kimia, media tanam akan mengalami penurunan kualitas, maka perlu diganti.
Pada saat pergantian pot, perlu juga dilakukan pemangkasan peremajaan. Diantaranya adalah pemangkasan akar tanaman. Akar tanaman yang terus tumbuh akan membuat media tanam menjadi padat. Akar yang panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas. Kepadatan akar juga harus dikurangi. Bersamaan dengan pemangkasan akar, daun dan batang juga dipangkas untuk mengurangi penguapan.
Jika kelima hal tersebut sudah anda kerjakan dengan baik, namun tabulampot belum juga berbuah padahal umurnya sudah cukup atau buahnya belum optimal, atau anda menginginkan tabulampot dapat berbuah terus-menerus tanpa mengenal musim, maka perlu ada upaya tertentu untuk mencapai tujuan tersebut.   

0 Comments:

Post a Comment

Bagaimana Pendapat Anda...??????

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home